Hidayatullah.com–Tokoh ultrakonservatif Ebrahim Raisi secara resmi telah ditetapkan sebagai pemenang pemilu presiden Iran. Terpilihnya Ebrahim telah diperkirakan banyak pihak karena banyak politikus senior yang dilarang mencalonkan diri.
Raisi hanya memenangkan 62 persen suara dalam pilpres hari Jumat, menurut angka resmi yang dirilis oleh Mendagri Aboldreza Rahmani Fazli.
Jumlah pemilih adalah 48,8 persen dari 59 juta pemilih yang memenuhi syarat, kata Fazli, rekor terendah untuk pemilihan presiden di negara itu.
Raisi mengumpulkan 17,92 juta suara dalam pilpres tersebut, mengalahkan tiga kandidat lain dalam kemenangan telak, Fazli mengumumkan pada hari Sabtu (19/06/2021).
Dilansir TRT World, Mantan kepala Garda Revolusi Iran Mohsen Rezai berada di urutan kedua dengan 3,4 juta suara. Diikuti oleh mantan bankir top Abdol-Nasser Hemmati dengan 2,4 juta. Sementara mantan wakil ketua parlemen Ghazizadeh Hashemi berada di urutan keempat dengan sekitar 1 juta suara.
Bahkan sebelumnya pengumuman hasil pilpres Iran, Ebrahim Raisi telah menerima ucapan selamat dari calon presiden lain yang mengaku kalah.
Media pemerintah mengumumkan pada Sabtu pagi bahwa Raisi telah menang, karena satu-satunya saingan moderatnya memberi selamat kepadanya.
Mantan kepala Bank Sentral Abdolnasser Hemmati sebelumnya menulis di Instagram kepada kepala kehakiman Raisi: “Saya harap pemerintahan Anda memberikan kebanggaan bagi Republik Islam Iran, meningkatkan ekonomi dan kehidupan dengan kenyamanan dan kesejahteraan bagi bangsa besar Iran.”
Rouhani Memberi Selamat kepada Rakyat
Presiden moderat Iran Hassan Rouhani kemudian mengatakan penggantinya telah dipilih, tetapi tidak menyebutkan nama pemenang yang diharapkan secara luas.
“Saya mengucapkan selamat kepada rakyat atas pilihan mereka,” kata Rouhani setelah pemungutan suara hari Jumat. “Ucapan Selamat resmi saya akan datang nanti, tetapi kita tahu siapa yang mendapat cukup suara dalam pemilihan ini dan siapa yang dipilih hari ini oleh rakyat.”
Raisi adalah seorang tokoh didikan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.