Hidayatullah.com — Sepasang misionaris Korea Selatan yang diculik di Haiti telah dibebaskan. Mereka dibebaskan pada akhir pekan lalu setelah 17 hari ditahan oleh sekelompok pria tak dikenal, demikian dikutip Koreaherald.
Keduanya dibebaskan pada Sabtu 12.06 (waktu Haiti) dan meninggalkan negara itu melalui negara ketiga sebelum kembali ke negara asal mereka, kata Kantor Berita Yonhap, mengutip Kementerian Luar Negeri Korea Selatan. Kondisi pasangan itu dalam kondisi yang baik.
Keduanya diculik kelompok geng di pinggiran ibu kota Haiti, Port-au-Prince pada 24 Juni saat bergerak dengan kendaraan. Tiga orang lainnya yang diculik bersama pasangan itu juga telah dibebaskan.
Kementerian Korea Selatan, yang dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri II Choi Jong-moon, membentuk tim khusus untuk misi pembebasan pasangan misionaris itu setelah mengetahui penculikan pada 24 Juni di pinggiran ibukota Haiti, Port-au-Prince.
Bulan lalu, Wakil Menteri Luar Negeri I Choi Jong-kun menelepon Perdana Menteri sementara Haiti Claude Joseph untuk meminta bantuan. Duta Besar untuk Republik Dominika dan Haiti Lee In-ho juga bertemu dengan petugas polisi Haiti dan pihak berwenang lainnya.
Ketidakstabilan di negara Karibia ini disebabkan oleh adanya 150 kelompok bersenjata yang aktif melakukan aktivitasnya dengan menjadikan uang tebusan sebagai sumber pendapatan utama. Pada tahun 2020 saja diperkirakan lebih dari 3.000 kasus penculikan terjadi.
Sejak Februari 2019, Seoul telah menyarankan warganya untuk meninggalkan negara itu menyusul ketidakstabilan politik, situasi yang semakin memburuk setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moise dalam serangan pada hari Rabu.
Ada sekitar 150 warga negara Korea Selatan yang tinggal di negara itu, banyak di antaranya bekerja di bidang tekstil. Kementerian telah meminta warganya di Haiti untuk menahan diri tidak pergi ke luar dan lebih berhati-hati untuk keselamatan mereka.
Pemerintah juga memberikan informasi penerbangan dan merekomendasikan mereka meninggalkan negara itu ke daerah yang lebih aman.*