Hidayatullah.com — Sedikitnya 28 anggota Taliban dan 13 tentara Amerika Serikat (AS) termasuk di antara orang-orang yang tewas dalam ledakan kembar di luar bandara di Kabul, Afghanistan, kata seorang pejabat Taliban kepada Reuters, Jumat.
Hingga saat ini, tercatat korban tewas dari warga sipil mencapai 60 orang.
“Kami telah kehilangan lebih banyak orang daripada orang Amerika,” kata pejabat itu, yang menolak disebutkan namanya. Dia mengatakan tidak ada alasan untuk memperpanjang batas waktu 31 Agustus bagi pasukan asing untuk meninggalkan negara itu.
Pihak Amerika Serikat melaporkan setidaknya 13 tentara AS dan sejumlah orang di luar bandara, termasuk anggota Taliban, tewas dalam ledakan pada hari Kamis. Pejabat kesehatan Kabul dikutip mengatakan 60 warga sipil tewas.
Daesh cabang Afghanistan, IS-Khorasan atau IS-K mengatakan salah satu pembom bunuh diri mereka menarget “penerjemah dan kolaborator dengan tentara Amerika”.
Presiden AS Joe Biden berjanji untuk membalas serangan di Kabul, membenarkan bahwa pemboman itu dilakukan oleh IS-K. “Kami akan memburumu dan membuatmu membayar. Saya akan membela kepentingan kami pada rakyat kami dengan segala tindakan atas perintah saya.”
13 tentara yang tewas dalam serangan pada hari Kamis itu merupakan korban terbanyak dalam satu hari bagi pasukan Amerika di Afghanistan sejak serangan Agustus 2011 terhadap helikopter Chinook yang menewaskan 30 tentara.
Jenderal Frank McKenzie, kepala Komando Pusat AS, mengatakan para komandan AS waspada terhadap lebih banyak kemungkinan serangan.*