Hidayatullah.com–Museum Yasser Arafat Museum hari Selasa (25/1/2022) mengatakan pihaknya sudah menyingkirkan karya seni yang menampilkan potret wajah tokoh PLO itu secara berlebihan, setelah muncul protes yang menilai karikatur itu merupakan penghinaan terhadap mendiang presiden Palestina itu.
Sebanyak 35 karikatur Yasser Arafat dipamerkan di museum yang terletak di Ramallah itu, di wilayah di Tepi Barat yang diduduki Zionis Israel. Segera setelah dipajang pada hari Ahad, gambar-gambar tersebut langsung mendapat protes, lansir AFP.
Shehab News Agency menerbitkan gambar karikatur yang menunjukkan Arafat sedang tersenyum mengenakan tutup kepala keffiyeh khasnya dengan hidung dan mulutnya yang terlalu besar dan sedikit terdistorsi.
Para pendukung Arafat, yang meninggal dunia pada tahun 2004, lewat ke Twitter menggunggah fotonya dengan dilengkapi komentar “Ini adalah ikon yang kita kenal”.
Para kativis dari Fatah, gerakan warga Palestinia yang didirikan Arafat dan kawan-kawan seperjuangan, menuntut agar dilakukan penyelidikan guna mengetahui bagaimana gambar-gambar itu bisa dipamerkan di Museum Yasser Arafat.
Dalam sebuah pernyataan, pihak museum bersikukuh mengatakan bahwa gambar-gambar itu semata merupakan ekspresi seni dari mendiang pemimpin Palestina tersebut.
Seorang juru bicara museum hari Selasa mengkonfirmasi bahwa karikatur-karikatur itu sudah disingkirkan.
Sejumlah tokoh Palestina mengecam gambar-gambar itu.
Lewat Facebook, seorang bekas me teri kebudayaan Palestina, Ihab Bseiso, yang duduk di salah satu kursi pengurus Yasser Arafat Foundation yang mengelola museum itu menyebut pameran karikatur itu sebagai “absurd”.
Yayasan yang didirikan pada 2007 itu selama bertahun-tahun dipimpin oleh keponakan Arafat, Nasser al-Kidwa.
Kidwa tahun lalu didepak dari organisasi itu, setelah berselisih dengan Fatah soal nama-nama yang akan maju dalam pemilihan umum Palestina, pemilu yang akhirnya dibatalkan.
Pekan ini lewat media sosial, Kidwa mengatakan bahwa legasi dan biografi pamannya sedang digerogoti oleh mereka yang sekarang mengelola museum itu, yang lokasinya hanya beberapa meter saja dari bangunan makamnya.*