Hidayatullah.com— Efek gelombang dingin kelima yang melanda Arab Saudi pada Senin (31 Januari) diperkirakan berlangsung hingga Rabu (2 Februari) hari ini. Demikian keterangan Hussein Al-Qahtani, juru bicara Pusat Meteorologi Arab Saudi (NCM).
Suhu terendah yang tercatat selama periode tersebut adalah 2 derajat Celcius di bawah nol dan cuaca ekstrem akan terasa di provinsi utara serta wilayah Hail, menurut Al-Qahtani, seperti dikutip dari Saudi Gazette.
Saat menghadiri acara YaHala di stasiun televisi Rotana Khaleejia, Al-Qahtani juga menunjukkan bahwa musim dingin, yang berlangsung selama lebih dari 50 hari, diperkirakan akan berakhir pada 20 Maret.
Dia juga mengatakan bahwa sebagian besar gelombang dingin yang melanda negara itu berasal dari negara-negara di utara Arab Saudi seperti Yordania, Suriah, Libanon dan Turki melalui massa udara dingin dan salju.
“Cuaca di Saudi tidak dapat dibandingkan dengan apa yang telah melanda negara-negara itu dalam hal penurunan suhu yang signifikan dan gelombang dingin yang kuat dan meluas,” dia mengungkapkan lebih lanjut kepada Saudi Gazette.
Covid-19 Baru
Sementara itu, kasus Covid-19 baru di Arab Saudi mencapai 4.000 pada Selasa (1 Februari) dengan 3.861 infeksi baru tercatat selama 24 jam terakhir. Menurut pernyataan dari Kementerian Kesehatan negara itu, seorang pasien meninggal dalam 24 jam terakhir karena komplikasi yang disebabkan oleh infeksi virus.
Dengan ini, jumlah kumulatif infeksi yang dikonfirmasi di Saudi adalah 691.125 kasus dan 8.941 kematian terkait virus corona sejauh ini. Menurut kementerian, total 4.377 pasien telah pulih dalam 24 jam terakhir, sehingga jumlah total orang yang bebas dari virus mematikan menjadi 644.730.
Di antara kasus aktif, 981 sekarang dalam kondisi kritis.*