Hidayatullah.com–Orang sehat yang tinggal di daerah dengan tingkat penularan Covid-19 rendah tidak perlu lagi mengenakan masker. Demikian menurut pedoman baru yang dikeluarkan otoritas pengendalian penyakit di Amerika Serikat, Centers for Disease Control and Prevention (CDC), hari Jumat (25/2/2022).
Pedoman baru CDC tidak lagi menekankan pada hasil tes positif dan justru lebih melihat apa yang terjadi di rumah sakit, lansir The Guardian.
Berdasarkan sistem baru itu, peta risiko Covid-19 di Amerika Serikat tampak berubah, di mana saat ini lebih dari 70% populasi AS terkategori tinggal di daerah dengan tingkat penularan coronavirus rendah atau tingkat ancamannya sedang bagi rumah sakit.
Untuk daerah yang tingkat infeksinya masih tinggi, saat ini mencakup sekitar 37% wilayah county yang ada di AS di mana 28% populasi tinggal, CDC menyarankan agar masyarakat tetap mengenakan masker.
Rekomendasi baru itu tidak mengubah persyaratan untuk memakai masker di transportasi umum dan di dalam ruangan di bandara, stasiun kereta api, dan terminal bus. Pedoman CDC untuk kegiatan dalam ruangan selain dari itu sifatnya tidak mengikat, artinya kota dan institusi bahkan di daerah berisiko rendah dapat menetapkan aturan mereka sendiri. CDC juga mengatakan orang dengan gejala Covid atau yang dites positif tidak boleh berhenti memakai masker. Namun, karena perlindungan imunitas masyarakat semakin meningkat – baik dari hasil vaksinasi dan infeksi – maka risiko orang jatuh sakit parah sekarang umumnya lebih rendah, kata CDC.
Badan pengendalian penyakit AS itu membuat kode warna untuk mengetahui apakah masyarakat aman untuk melepas masker. Di wilayah berwarna hijau pemerintah setempat dapat menghapus aturan penggunaan masker. Di wilayah kuning, orang yang berisiko tinggi tertular harus berhati-hati dan dianjurkan mengenakan masker. Di wilayah jingga (oranye), masyarakat umum ditekankan untuk mengenakan masker.
Sebuah daerah dikategorikan hijau, kuning atau jingga dilihat dari tingkat keterisian baru pasien Covid-19 di rumah sakit dan tingkat infeksi baru di masyarakat.*