Hidayatullah.com–Sebelas orang anggota suku penduduk asli pesisir Karibia di Kolombia meninggal dunia setelah disambar petir ketika berkumpul di dalam pondok beratap jerami.
Pejabat militer Kolombia hari Senin (6/10/2014) mengatakan bahwa 15 orang lainnya dari suku Wiwa yang tinggal di dataran tinggi pesisir kawasan Sierra Nevada itu mengalami luka-luka bakar, di mana 6 di antaranya luka parah, lansir Aljazeera.
Petir bertenaga listrik alami itu menyambar sekitar tengah malam, ketika suku tradisional itu menggelar upacaya adat yang dihadiri para tetua suku yang dikenal dengan “Mamos”.
Pondok yang tersambar petir berubah menjadi abu, kata Luis Quintero, komandan operasional Kepolisian Santa Marta.
Mereka yang terluka terdiri dari beberapa pria, wanita dan anak-anak. Korban dilarikan ke rumah-rumah sakit dan klinik di kota terdekat, Santa Marta, guna mendapatkan perawatan.
Mauricio Blanco, orang asli petugas administrasi, mengatakan bahwa peristiwa itu belum pernah terjadi sebelumnya.
“Ya, kami pernah mengalami tragedi-tragedi kecil akibat sambaran petir yang terjadi di pegunungan, tetapi tidak seperti ini, tidak sebesar ini, yang menghantam langsung sebuah rumah ritual upacara orang-orang Sierra,” kata Blanco.
Presiden Kolombia Juan Manuel Santos mengkonfirmasi kematian warga suku pedalaman itu dan menyampaikan belasungkawanya. Dia memerintahkan militer untuk mengevakuasi dengan helikopter para korban luka, yang jika dievakuasi lewat darat makan harus menuruni bukit terjal selama enam jam menuju jalan beraspal terdekat.
Orang asli dari suku pedalaman Kolombia mencakup 3,4 persen total populasi negara itu dan terdiri dari 84 suku berbeda.*