Hidayatullah.com–Biaya pupuk, pakan ternak, dan bahan bakar melonjak akibat invasi Rusia. Petani di seluruh Eropa merasakan beban kenaikan harga yang mengancam ketahanan pangan.
Sekitar 30 persen gandum dunia – tanaman yang populer untuk pakan hewan dan juga makanan pokok manusia – berasal dari Ukraina dan Rusia. Kehancuran di Ukraina dan sanksi terhadap Rusia juga menyebabkan harga-harga naik dan kekurangan pasokan pupuk yang digunakan untuk meningkatkan hasil panen.
Invasi Rusia ke Ukraina juga mengganggu pengiriman barang dan komoditas melalui Laut Hitam yang ikut mendorong harga ke rekor tertinggi.
Sementara biaya untuk menghangatkan rumah kaca dan membuat pupuk menjadi lebih mahal karena biaya bahan bakar meningkat.
“Kemungkinan harga gas akan tetap menjadi pendorong utama biaya pupuk,” jelas Minette Batters, presiden National Farmers’ Union (NFU) di Inggris.
“Bahkan sebelum perang di Ukraina, harga pupuk meningkat pesat karena meningkatnya biaya gas, dengan pupuk nitrogen harganya hampir lima kali lipat dari harga tahun lalu.”
Sementara biaya-biaya di sisi petani meningkat, harga produk mereka tidak, sehingga semakin memberikan tekanan pada petani. Para ahli telah memperingatkan bahwa hal itu dapat menyebabkan krisis pangan.
Kenaikan harga bahan bakar, khususnya, telah menyebabkan meningkatnya kerusuhan di seluruh Eropa. Petani memimpin aksi protes menyerukan konsesi untuk membantu mereka menangani biaya energi yang tinggi dan harga pupuk.
Di Prancis, jalan menuju kilang diblokir dengan traktor dan lalu lintas terganggu di seluruh negeri. Traktor diikuti oleh rombongan pengunjuk rasa yang membawa sayuran dan bendera hitam memblokir lalu lintas di Athena, Yunani, pada Jumat pekan lalu.
Pemerintah Yunani mengumumkan anggaran€1,1 miliar dalam bentuk dukungan keuangan untuk rumah tangga dan bisnis pekan lalu, tetapi asosiasi pertanian mengatakan mereka sebagian besar tidak termasuk dalam paket bantuan tersebut, lansir Euronews Senin (21/3/2022).
Diperkirakan 150.000 petani juga turun ke jalan di Madrid pada hari Ahad untuk memprotes kelambanan pemerintah Spanyol. Dipimpin barisan traktor mereka mengusung spanduk bertuliskan “Biaya terus naik” dan “Kami para petani berada di jalan menuju kehancuran.”
Aksi itu diorganisir Rural Alliance yang konon mewakili sekitar 20 juta orang di Spanyol.
Di Prancis, Perdana Menteri Jean Castex menjanjikan €400 juta dalam bentuk tunjangan dan pemotongan pajak untuk membantu “meningkatkan arus kas pertanian” yang terkena dampak kenaikan biaya pakan ternak.
Menteri Pertanian Julien Denormandie menambahkan bahwa, sementara pasokan pupuk cukup untuk musim semi, pemerintah menyadari bahwa rencana pengadaan perlu dikembangkan untuk musim gugur. Petani Prancis juga akan diberikan tunjangan negara untuk biaya bahan bakar.
Pemerintah Spanyol juga mengatakan berencana untuk mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah harga energi tinggi dan harga bahan bakar akhir bulan ini.
Di Inggris, National Farmers’ Union (NFU) menyeru agar diambil tindakan segera untuk menjaga rak-rak supermarket tetap penuh.
NFU mengatakan pihaknya mengakui bahwa sanksi global terhadap Rusia sangat penting dalam mengakhiri perang. Namun, tarif impor tambahan untuk pupuk Rusia, minyak sayur dan sereal akan memiliki konsekuensi keuangan bagi petani. Serikat itu menegaskan bahwa pemerintah harus bertindak segera untuk melindungi ketahanan pangan dan pihaknya siap bekerja sama dengan pemerintah.*