Hidayatullah.com—Seorang psikolog Belanda telah mengatakan kepada seorang jurnalis dari sebuah surat kabar bahwa dia memberikan “serbuk bunuh diri” kepada lebih dari 100 orang dan bahwa dia mengungkap hal itu untuk memicu perdebatan tentang hukum euthanasia di Belanda.
Wim van Dijk, 78, mengaku tidak khawatir risiko dipenjara atas tindakannya dan bersikeras bahwa masalah itu perlu diangkat.
“Saya sadar akan konsekuensi dari cerita saya. Saya tidak peduli,” katanya kepada jurnalis De Volkskrant seperti dilansir The Guardian Senin (25/10/2021).
“Saya ingin terjadi kerusuhan sosial besar sehingga pengadilan tidak bisa lagi mengabaikannya. Saya tidak terlalu peduli jika mereka menangkap atau memenjarakan saya. Saya ingin sesuatu terjadi.”
Undang-undang di Belanda menyatakan bahwa orang hanya bisa dibantu untuk mengakhiri hidupnya oleh seorang dokter atas permintaan yang dibuat secara sukarela dan setelah dipertimbangkan dengan matang oleh orang yang mengalami suatu kondisi parah di mana tidak ada prospek untuk pulih atau membaik atau tidak ada obatnya.
Van Dijk merupakan anggota Coöperatie Laatste Wil, atau Last Will Cooperative, yang mengkampanyekan undang-undang yang lebih liberal dan memberikan nasihat kepada orang-orang yang ingin mengakhiri hidup mereka.
Jaksa sudah menyelidiki organisasi tersebut dengan tuduhan bahwa orang-orang yang menghadiri pertemuan mereka membeli obat mematikan yang dikenal sebagai Agen X, klaim yang dibantah oleh mereka.
Pada bulan Juli polisi menangkap seorang pria berusia 28 tahun asal Eindhoven yang diduga menjual “pil bunuh diri” ke ratusan orang. Jaksa mengatakan sedikitnya enam orang meninggal dunia akibat obat tersebut yang diduga disediakan oleh pemuda itu, yang namanya hanya disebut Alex S, yang juga merupakan anggota dari organisasi tersebut.
Van Dijk dalam wawancara itu mengungkap bahwa dia menyarankan kepada peserta pertemuan agar tetap di tempat setelah moderator pergi supaya dia dapat menjual obat tersebut kepada mereka dengan harga per dosis €50.
“Saya dengan hati-hati memberi orang-orang yang ingin tetap memegang kendali atas akhir hidup mereka sendiri dengan sarana untuk mengakhiri hidup pada waktu yang mereka pilih di masa depan, ” katanya. “Saya seorang pemasok. Saya memasok Agent X ke lebih dari 100 orang.”
Membantu orang bunuh diri diancam hukuman penjara maksimum tiga tahun.
Ketua Coöperatie Laatse Wil, Jos van Wijk, bulan lalu ditangkap dan ditahan selama satu hari dengan tuduhan terlibat dalam sebuah organisasi kriminal.
Van Dijk mengatakan kepada De Volkskrant bahwa dirinya mulai terlibat aktif dalam koperasi itu, yang didirikan pada tahun 2013, setelah istrinya meninggal dunia dengan penyakit demensia.*