Hidayatullah.com—Polisi Kanada menjerat seorang “pendeta iblis” yang bersembunyi di Prancis dengan tuduhan baru berupa kejahatan seksual terhadap anak-anak suku Inuit.
Pendeta Katolik Johannes Rivoire, yang menurut para korbannya mengelak dari hukum selama puluhan tahun”, kembali mendapat sorotan tajam pekan ini ketika tokoh pemimpin Inuit Kanada bertemu Paus Fransiskus di Vatikan dan meminta agar pemimpin Katolik Roma itu turun tangan menangani kasus itu.
Berbicara dalam pertemuan tertutup dengan Paus Fransiskus hari Senin, Natan Obed, pemimpin Inuit Tapiriit Kanatami, meminta agar Rivoire dikembalikan ke Kanada agar dapat menghadapi dakwaan-dakwaan di pengadilan atas kejahatan yang telah dilakukannya terhadap anak-anak Inuit.
Obed meminta Paus menggunakan “pengaruhnya terhadap pihak berwenang terkait” agar Rivoire diekstradisi, atau agar pendeta itu diadili di Prancis.
Kepolisian Kanada, Royal Canadian Mounted Police, memgatakan bahwa surat perintah penangkapan atas nama Rivoire, 93, yang saat ini bermukim di Lyon, Prancis, sudah dikeluarkan bulan lalu, lansir The Guardian Selasa (29/3/2022).
Rivoire, seorang pendeta yang ditugaskan di Missionary Oblates of Mary Immaculate, bekerja di lingkungan komunitas penduduk Arktik pada tahun 1960-an dan 1970-an sebelum kembali ke Prancis pad tahun 1993.
Tetua suku Inuit Peter Imiq kepada APTN News tahun lalu mengatakan bahwa temannya Marius Tungilik merupakan salah satu korban Rivoire. Tungilik bunuh diri pada 2012 dalam usia 55 tahun. Teman-temannya mengatakan dia sangat tertekan akibat pencabulan yang dilakukan oleh pendeta iblis tersebut.
“[Marius] mabuk, mabuk dan mabuk. Dia sangat dihantui oleh pendeta iblis ini,” kata Irniq.
Diyakini sedikitnya ada lima anak lain yang pernah menjadi korban nafsu birahi oendeta Katolik itu.
Polisi Kanada menjerat Rivoire dengan tiga tuduhan pada 1998, tetapi kala itu sudah berada di Prancis. Tuduhan-tuduhan itu dibiarkan saja setelah otoritas Kanada merasa kebijakan Prancis untuk tidak mengekstradisi warganya akan menghalangi mereka untuk menyeretnya ke pengadilan.
Tuduhan baru yang diarahkan kepada Rivoire berasal dari kasus tahun 1974-1978. Siapa pelapornya tidak bisa diungkap karena ada undang-undang yang melarang.
Oblates of Mary Immaculate in Canada sudah meminta agar Rivoire menyerahkan diri kepada pihak berwajib dan Canadian Conference of Catholic Bishops mengatakan “gereja seharusnya tidak menghalangi dan justru mendampingi korban yang berusaha mencari keadilan dan kesembuhan”.*