Hidayatullah.com– Militer Israel hari Sabtu (2/7/2022) mengatakan telah menembak jatuh tiga drone yang diterbangkan oleh kelompok teroris Syiah Libanon Hizbullah yang menuju ke arah sebuah platform eksplorasi gas yang belum lama ini dipasang di Laut Mediterania.
Dalam sebuah pernyataan, militer Israel mengatakan ketiga drone berhasil diketahui dini sehingga tidak menimbulkan ancaman berarti.
Meskipun tidak menimbulkan kerusakan, insiden itu membuat pejabat sementara PM Israel Yair Lapid berang.
“Saya berdiri bersama kalian pada saat ini dan katakan kepada semua orang yang ingin memusnahkan kita, dari Gaza hingga Teheran, mulsi dsri pesisir Libanon hingga Suriah: Jangan coba-coba dengan kami,” kata Lapid kepada rakyat Israel, dalam pidato perdana sejak ditunjuk sebagai pejabat sementara perdana menteri hari Jumat.
“Israel tahu bagaimana menggunakan kekuatannya untuk menghadapi setiap ancaman, menghadapi setiap musuh,” imbuhnya, seperti dilansir Associated Press (3/7/2022).
Awal bulan ini Israel memasang rig gas di ladang Karish, yang menurut Tel Aviv berada di perairan yang termasuk dalam zona ekonominya yang diakui secara internasional.
Libanon menilai wilayah perairan itu adalah xona yang diperselisihkan.
Hizbullah mengeluarkan pernyataan singkat, mengkonfirmasi bahwa pihaknya memang mengirimkan tiga drone ke daerah sekitar ladang gas Karish dalam misi pengintaian.
“Misi itu selesai dan pesannya telah diterima,” kata Hizbullah, organisasi teroris Syiah dukungan Iran, yang persenjataannya lebih lengkap dibandingkan dengan militer pemerintah Libanon.
Libanon dan Israel resmi berstatus perang sejak pembentukan negara Zionis Yahudi Israel pada 1984.
Kedua negara mengklaim perairan seluas 860 kilometer persegi di Laut Tengah (Mediterania) itu sebagai bagian dari wilayahnya.
Libanon berharap cadangan gas di kawasan itu akan membantu mengeluarkan negaranya dari krisis ekonomi berkepanjangan.
Hari Sabtu, Perdana Menteri Libanon Najib Mikati mengatakan kepada awak media bahwa Libanon menerima”informasi yang menggembirakan” terkait perselisihan perbatasan wilayahnya yang disengketakan. Tanpa menjelaskan lebih lanjut, Mikati mengatakan bahwa Beirut menunggu respon resmi tertulis perihal masukkan yang diajukan pihak Libanon.*