Hidayatullah.com–Pangeran Hamzah, adik dari Raja Yordania Abdullah II satu ayah lain ibu, hari Ahad (3/4/2022) melepas gelaran pangerannya, menyusul isu makar beberapa waktu silam.
Dalam sebuah surat yang diunggah ke Twitter, Hamzah mengatakan bahwa dia melepaskan gelar tersebut karena “keyakinan pribadi dan nilai-nilai” yang ditanamkan pada dirinya oleh ayahnya “tidak sejalan dengan pendekatan, tren, dan metode modern institusi-institusi kita.”
Dia mengatakan bahwa dia merasa terhormat telah melayani bangsa dan rakyatnya dengan gelar yang sebelumnya dipegangnya itu, dan akan tetap setia kepada Yordania dan berbakti kepada “negara, rakyat, dan memegang teguh pesan-pesan para leluhurnya” dalam kehidupan pribadi sebisa mungkin, lapor Arab News.
Sebelumnya dalam surat bertanggal 6 Maret, Hamzah meminta maaf kepada Raja Abdullah II atas perbuatannya, mengakui kesalahannya dan meminta maaf atas keterlibatannya dalam kasus makar di kerajaan itu.
“Saya meminta maaf kepada rakyat Yordania dan keluarga kami (Bani Hasyim) atas kesalahan ini,” tulis Pangeran Hamzah dalam surat itu, yang salinannya diterima oleh Arab News.
Hamzah tidak terlihat di publik sejak April tahun lalu menyusul pengumuman pemerintah perihal keterlibatannya dalam kasus makar bersama bekas kepala rumah tangga istana Bassem Awadallah, dan Sharif Hassan bin Zaid, kerabat jauh dari keluarga kerajaan.
Awadallah dan Bin Zaid masing-masing telah diganjar hukuman 15 tahun penjara dan kerja paksa, setelah divonis bersalah mengupayakan makar dengan cara mengeksploitasi situasi dan kondisi internal dan eksternal.
Pihak berwenang Yordania ketika itu mengatakan bahwa Awadallah, Bin Zaid, dan Pangeran Hamzah berusaha untuk mengacaukan negara bekerja sama dengan “entitas asing.”
Atas arahan Raja Abdullah, kasus pangeran diselesaikan dalam keluarga Hasyim.
Pada 3 April, Istana Kerajaan Yordania mempublikasikan sebuah surat yang ditandatangani oleh Pangeran Hamzah, yang isinya janji akan “senantiasa membantu dan mendukung “Yang Mulia beserta pangeran mahkotanya”.
Istana mengatakan bahwa surat Hamzah tersebut dikirimkan oleh Hamzah menyusul pertemuannya dengan Raja Abdullah pada Ahad malam atas permintaannya sendiri, yang dihadiri juga oleh Pangeran Feisal dan Pangeran Ali.*