Hidayatullah.com– Ekonomi Prancis mengalami kontraksi penyusutan selama kuartal pertama akibat dampak inflasi yang melonjak, sementara kondisi perekonomian Zona Euro juga tampak suram.
Dilansir RFI, menurut data yang dirilis kantor statistik Prancis INSEE hari Selasa (31/5/2022), ekonomi Prancis menyusut 0,2 persen dari kuartal sebelumnya, sangat kontras dengan pemulihan kuat 6,8 persen tahun lalu saat pandemi Covid-19 mereda.
Invasi Rusia ke Ukraina telah menggagalkan pertumbuhan di seluruh Eropa, memicu tekanan inflasi yang mendorong konsumen untuk menahan pembelian segala jenis barang dan jasa, yang merupakan motor penting bagi kesejahteraan ekonomi Prancis.
Daya beli rumah tangga turun 1,9 persen dalam tiga bulan pertama tahun 2022, dan harga-harga hanya bergerak naik sejak saat itu, dengan inflasi mencapai 5,2 persen di bulan Mei.
Ini adalah pertama kalinya harga melewati ambang lima persen sejak 1985.
Pemerintahan Presiden Macron dengan kepemimpinan PM Elisabeth Borne telah berjanji akan membagikan “cek makanan” untuk rumah tangga yang membutuhkan, kenaikan pensiun dan subsidi sosial yang lebih tinggi, meskipun perwujudannya masih harus menunggu sampai pemilihan legislatif usai digelar dan disetujui parlemen baru.
INSEE memperkirakan ekonomi akan naik hanya 0,25 persen pada kuartal kedua tahun 2022, tetapi harga bahan bakar dan makanan telah meroket karena Eropa mempersiapkan larangan impor minyak Rusia, dan penghentian ekspor gandum Ukraina memicu kekhawatiran kekurangan pangan yang saat ini telah mengguncang pasar global.
Harga makanan naik 4,2 persen di bulan Mei sementara harga energi melonjak 28 persen tahun-ke-tahun, yang merupakan kejutan brutal bagi jutaan warga Prancis yang tinggal di kota-kota kecil dan daerah pedesaan yang sangat bergantung pada mobil pribadi mereka untuk beraktivitas.
Biaya bensin yang tinggi adalah faktor utama di balik pemberontakan komunitas Rompi Kuning yang sengit melawan pemerintah Macron pada 2018 dan 2019, sehingga memaksanya untuk memotong pajak dan meningkatkan upah untuk pekerja terendah dalam serangkaian konsesi fiskal.
Zona Euro Suram
Meskipun demikian, inflasi di Prancis tidak separah di negara-negara tetangga Zona Euro. Jerman melaporkan inflasi 7,9 persen dan inflasi Spanyol melonjak menjadi 8,7 persen di bulan Mei.
Inflasi itu merupakan yang tertinggi di Jerman kurun hampir 50 tahun terakhir. Penyebabnya sama, lonjakan harga bahan bakar alias energi dan harga bahan pangan.
European Central Bank akan menaikkan suku bunga 0,5% pada bulan Juli. Terakhir kali inflasi berada pada tingkat seperti sekarang ini adalah saat musim dingin 1973/1974, ketika krisis minyak pertama menyebabkan siklus inflasi yang mengakar.
Meskipun ECB menanggapi kenaikan harga yang relatif terlambat, bank sentral Uni Eropa tersebut menjelaskan pekan lalu bahwa suku bunga harus naik untuk menghentikan inflasi yang tinggi agar tidak mengakar.*