Hidayatullah.com– Airbus membatalkan seluruh pesanan tersisa pesawat jet A350 dari Qatar Airways, menyusul perselisihan dengan maskapai asal negara kaya di kawasan Teluk itu.
Kedua raksasa penerbangan itu terlibat perselisihan selama berbulan-bulan perihal retakan pada badan lebih dari 20 pesawat jet jarak jauh milik Qatar Airways, yang menurut maskapai dapat menimbulkan risiko bagi penumpang tetapi menurut Airbus masalah itu tidak membahayakan karena sekedar cat badan pesawat yang retak.
Qatar Airways, yang merupakan maskapai pertama yang memperkenalkan jet antarbenua itu ke langit pada tahun 2015, menuntut Airbus setidaknya $1,4 miliar. setelah hampir separuh armada A350-nya dilarang terbang oleh regulator Qatar karena menampakkan kerusakan pada permukaan pesawat.
Maskapai itu menolak untuk menerima pengiriman lebih banyak A350 sampai mendapatkan penjelasan lengkap tentang tambalan yang rusak atau hilang dari jaring anti-petir yang tampak terbuka akibat cat yang mengelupas.
Didukung oleh regulator Eropa, Airbus telah mengakui adanya masalah kualitas pada jet buatannya itu, tetapi membantah adanya risiko keselamatan akibat celah di sub-lapisan pelindung dengan mengatakan ada cukup banyak penopang pada bagian itu.
Hingga saat ini, perselisihan tersebut berdampak sedikit demi sedikit pada pemesanan jet bermesin ganda terbesar di Eropa itu, lapor Reuters Rabu (3/8/2022).
Akan tetapi sekarang, Airbus mengatakan kepada Qatar bahwa mereka membatalkan sisa kesepakatan pemesanan A350, kata sejumlah sumber yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena pembicaraan tentang masalah itu masih rahasia.
Pada akhir Juni, pabrikan pesawat Eropa itu mendapatkan pesanan dari Qatar Airways berupa 19 unit versi terbesar A350, yaitu A350-1000 yang berkapasitas 350 penumpang. Nilai pesanan tersebut konon sedikitnya $7 miliar menurut harga katalog atau sekitar $3 miliar setelah dipotong diskon industri.
Perselisihan mengemuka setelah tampak sejumlah kerusakan di bagian badan luar pesawat, termasuk di bagian sayap, ekor dan lambung A350. Airbus bersikeras kerusakan itu hanyalah kerusakan kosmetik, kerusakan yang berdampak pada penampilannya saja.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Investigasi Reuters pada November 2021 mengungkapkan bahwa beberapa maskapai lain juga menemukan kerusakan di permukaan pesawat yang sama sejak 2016, di tahun kedua sejak A350 diterbangkan secara komersil. Akibatnya, Airbus bergegas mempercepat studi guna mencari alternatif masalahnya.
Akan tetapi, sejauh ini tidak ada dari sekitar 30-an maskapai lain yang mengoperasikan A350 bersuara segarang Qatar Airways, dan mereka terus menerbangkan pesawatnya.
Pembatalan pesanan itu dilakukan enam bulan setelah Airbus membatalkan pesanan 50 unit pesawat yang lebih kecil A321 Neo sebagai tindakan balasan terhadap Qatar karena menolak menerima pesawat A350.*