Hidayatullah.com– Perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Australia, Optus, melaporkan bahwa jaringannya diretas dan data pelanggan dicuri.
Dilansir BBC, data yang dibocorkan pelaku adalah nama, tanggal lahir, nomor telepon dan alamat email pelanggan.
Perusahaan itu – yang memiliki lebih dari sepuluh juta pelanggan – mengatakan bahwa pihaknya berhasil menghentikan serangan siber tersebut tetapi informasi rinci seperti nomor surat izin mengemudi dan paspor sudah terlanjur diretas.
Meskipun demikian, Optus mengatakan data pembayaran dan kata sandi akun pelanggan masih aman.
Lewat Twitter hari Kamis (22/9/2022), Optus mengatakan pihaknya akan menghubungi pelanggan yang terdampak tetapi semua diminta memeriksa akun mereka.
CEO Optus Kelly Bayer Rosmarin meminta maaf kepada para pelanggan lewat siaran di ABC TV.
Perusahaan memberi tahu Polisi Federal Australia setelah melihat adanya “aktivitas yang tidak biasa”.
“Optus bekerja sama dengan Pusat Keamanan Siber Australia guna mengurangi risiko apa pun bagi pelanggan,” kata perusahaan di situs webnya.
“Optus juga sudah memberi tahu lembaga-lembaga keuangan utama tentang masalah ini,” imbuhnya.
Petugas penyelidik sedang berusaha untuk mengetahui siapa pelaku peretasan dan untuk tujuan apa hal itu serangan siber itu dilakukan, kata Optus.*