Hidayatullah.com–Krisis di zona euro dan melemahnya kepercayaan konsumen beresiko membawa Inggris ke dalam resesi baru, kata Institute for Public Policy Research (IPPR).
“Kita memasuki tahun 2012, kelihatannya kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi ekonomi Inggris adalah ‘suram’,” kata pakar ekonomi IPPR Tony Dolphin dilansir AFP (27/12/2011).
Menurutnya, krisis yang dialami zona euro belum berhasil dituntaskan dan semakin banyak negara yang terpaksa menerapkan kebijakan penghematan, yang akibatnya juga fatal.
Setelah mendapatkan kekuasaan sejak Mei 2010, pemerintah koalisi Inggris mengumumkan pemangkasan anggaran 81 milyar poundsterling selama lima tahun, guna mengatasi defisit, yang menurutnya, disebabkan oleh pemerintah Partai Buruh sebelumnya.
Jika kebijakan penghematan itu terus berlangsung lama, maka resesi akan semakin parah, karena kepercayaan konsumen tidak tumbuh, kata Dolphin.
Menurutnya, satu-satunya jalan agar terhindar dari resesi ganda, maka Inggris harus melonggarkan belanja publiknya guna meningkatkan permintaan pasar.
Tanpa adanya pemotongan pajak dan penurunan suku bunga, maka tidak ada yang dapat memacu pertumbuhan usaha di sektor swasta, kata Dolphin.
“Dalam jangka pendek, kebijakan ekonomi menjadi sesuatu yang dapat membalik keadaan, dan oleh karena itu –agi perekonomian Inggris– tahun 2012 sepertinya tidak akan menjadi tahun baru yang membahagiakan,” imbuh Dolphin.