Hidayatullah.com– Sebagian warga Kenya memprotes rencana Ibu Negara Rachel Ruto yang akan menggelar kebaktian bersama di istana negara State House di Nairobi.
Hari Ahad (25/9/2022), puluhan tokoh gereja berkumpul dan menggelar kebaktian (doa) bersama di State House, kediaman resmi presiden, lansir BBC.
Kepala negara Kenya dan istrinya merupakan penganut Kristen Evangelis, dan Presiden William Ruto senantiasa menegaskan bahwa keyakinannya sebagai seorang Kristiani memainkan peran penting dalam kemenangannya di pemilu.
Rachel Ruto mengatakan kepada tokoh-tokoh gereja bahwa mereka akan senantiasa disambut kedatangannya di State House.
“Pintu-pintu State House terbuka dan Anda sekalian mengetahui bahwa Mama Rachel di sini dan akan selalu membuka pintu bagi Anda semua ketika Bapak Presiden sibuk,” katanya, seperti terekam dalam cuplikan video yang diunggah di Twitter oleh media lokal.
Namun, sebagian warga Kenya berpendapat kebaktian rutin di istana negara seperti itu seharusnya tidak boleh terjadi di negara sekuler Kenya, di mana tidak satupun agama boleh diberikan keistimewaan khusus.
“Apabila seorang presiden Muslim melakukan apa yang dilakukan umat Kristiani itu di State House sekarang ini, pasti akan ada aksi protes di seluruh penjuru negeri. Kita ini negara sekuler, tidak ada agama yang lebih diistimewakan dari yang lain,” kata seorang pengguna Twitter.
Namun, bagi pendukungnya hal tersebut dinilai sebagai hal positif.
“Kita semua membutuhkan doa dan begitu juga setiap institusi. Apa salahnya kebaktian di State House?” kata sebagian warga Kenya.*