Hidayatullah.com–Pengacara hak asasi manusia yang dipenjara oleh pengadilan Iran, Nasrin Sotoudeh (55), aksi protes mogok makan di penjara pada hari Sabtu (25/08/2018) lalu.
Wanita yang dipenjara sejak bulan Juni lalu itu melakukan aksi mogok makan dalam rangka memrotes atas penangkapan yang terjadi belum lama ini terhadap seorang aktivis hak-hak sipil terkemuka beserta pelecehan terhadapnya dan keluarganya oleh pasukan keamanan Iran.
Sotoudeh menjalani sekitar setengah dari hukuman selama enam tahunnya di penjara yang dijatuhkan pada tahun 2010 lalu karena menyebarkan propaganda serta berkonspirasi untuk membahayakan keamanan negara Iran walau tuduhan tersebut berhasil ia bantah yang pada akhirnya ia dibebaskan pada tahun 2013.
Baca: Ribuan Demonstran Iran: “Kami Tidak Menyembah Tuhan Orang Arab”
Ia kemudian ditangkap kembali pada bulan Juni lalu bersama dengan suaminya, Reza Khandan.
“Karena tidak ada korespondensi saya dengan pihak berwenang yang membuahkan hasil, saya tidak punya pilihan selain memulai mogok makan pada hari Sabtu (25/08/2018) sebagai protes terhadap penangkapan dan tekanan pengadilan terhadap keluarga, kerabat, dan teman-teman saya,” ujar Sotoudeh menulis di halaman Facebooknya dikutip Reuters, hari Ahad (26/08/2018).
Sotoudeh menambahkan dalam caption Facebooknya bahwa ia berharap menemukan penegakan hukum dan keadilan di negara Iran.
Baca: Iran Diguncang Demontrasi Anti Pemerintah dan Anti Mullah
Sotoudeh, yang telah mewakili aktivis oposisi Iran pernah melakukan mogok makan selama 50 hari sebelumnya pada tahun 2012 lalu sebagai protes pelarangan perjalanan bagi putrinya.
Kasusnya kemudian menyebabkan kecaman internasional di mana Amerika Serikat dan kelompok hak asasi manusia Amnesty International mengkritik Republik Islam yang pada akhirnya ia dibebaskan pada September 2013 lalu, menjelang kunjungannya ke PBB oleh Presiden Hassan Rouhani.
Sotoudeh baru-baru ini mewakili sejumlah wanita yang melepaskan jilbab mereka di depan umum untuk memrotes aturan busana Muslim wajib di Iran.*