Hidayatullah.com– Kota-kota di Iran dua hari ini dilanda demonstrasi besar-besaran anti-pemerintah dan anti mullah, tokoh spiritual Syiah.
Demonstrasi anti-pemerintah ini bermula pada hari Kamis (28/12/2017) yang secara cepat telah menyebar ke beberapa kota besar di seluruh Iran.
Sejumlah media melaporkan, aksi sudah terjadi di Rasht, Kermanshah, Masyhad, Isfahan, Hamadan dan beberapa tempat lain.
Ratusan orang turun ke jalan-jalan di Masyhad, kota terbesar kedua di negara itu, memprotes kenaikan harga-harga dan mengutuk pemerintah pada Kamis (28/12/2017).
Sekitar 300 demonstran berkumpul di Kota Kermanshah, menerikkkan “bebaskan tahanan politik ” dan “kebebasan atau mati”. Beberapa properti publik hancur, tulis Fars.
Baca: Ribuan Demonstran Iran: “Kami Tidak Menyembah Tuhan Orang Arab”
Di Kermanshah, kota utama yang pernah dilanda gempa yang menewaskan lebih dari 600 orang pada bulan November, dilanda aksi, sehari setelah ratusan orang berkumpul di kota terbesar kedua di Iran Masyhad, juga meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah.
Beberapa video yang beredar di internet menunjukkan para demonstran meneriakkan kata-kata “matilah Presiden Hassan Rouhani” dan “matilah diktator.”
https://www.youtube.com/watch?v=JKrV_VJ-1Bk
Kantor berita semi resmi Ilna dikutip VoA, melaporkan demonstrasi juga terjadi di kota lain, termasuk Neyshabour, Kashmar, Yazd dan Shahroud.
Aksi protes ini dimulai akibat kenaikan harga pangan dan inflasi yang melonjak, ketidakpuasan masyarakat atas banyaknya dugaan korupsi, serta kekecewaan rakyat atas keterlibatan mahal Iran campur tangan dalam perang Suriah dan Iraq yang menyebabkan banyak pengeluaran anggaran dan berakibat dampak pengangguran.
Gubernur Masyhad, Mohammad Rahim Norouzian, mengatakan kepada kantor berita pemerintah, IRNA, bahwa ada demonstrasi ilegal menentang harga- harga tinggi di kota itu. Tetapi dia mengatakan, polisi mengatasinya dengan “toleransi yang besar” dan hanya menangkap orang-orang yang bermaksud akan menghancurkan hak milik umum.
Para pemrotes juga meneriakkan kata-kata “Tinggalkan Suriah, pikirkan kita” yang merujuk pada keterlibatan Teheran dalam perang saudara di Suriah, tulis VoA.
Di tempat lain, para demonstran menyanyikan ‘matilah untuk diktator’ dan ‘Tidak Gaza, tidak Libanon, hidupku bagi Iran’.
Video yang didipoting di media sosial menunjukkan para demonstran berteriak, “Orang-orang mengemis, ulama bertindak seperti Tuhan”.
Di Qom, yang dianggap ‘kota suci’nya kaum Syiah, rekaman yang diposting di media sosial menunjukkan para pemrotes menyerang para pemimpin Syiah, “Seyyed Ali harus malu dan meninggalkan negara sendiri,” kutip BBC.
Iran telah mengerahkan pasukan dan ikut campur tangan dalam Perang Suriah dengan mendukung rezim Bashar al-Assad, termasuk memberi bantuan uang dan bantuan militer, sedang ekonomi Iran menderita dan pengangguran meningkat.
Analis berbasis di Teheran Saeed Leilaz mengatakan pada The Associated Press, mengatakan, pemerintah menghadapi tantangan besar masalah ekonomi.
“Ada lebih dari 3 juta pengangguran di Iran, lebih 35 persen warga Iran hidup di bawah garis kemiskinan, ini adalah masalah Rouhani, dan bisa membunuh pemerintah manapun, saya tidak akan terkejut jika inflasi mencapai 12 persen,” ujarnya
Jumlah pengangguran di Iran meningkat menjadi 3,2 juta dari populasi yang berjumlah 80 juta, meningkat 1,4 persen dari tahun lalu. Harga–harga beberapa bahan pangan pokok, termasuk telur, meningkat sampai 40 persen dalam beberapa hari terakhir.
Pemimpin Tertinggi Syiah Iran Ali Khamenei mengritik pemerintahan Rouhani karena caranya menangani ekonomi. Rabu (27/12/2017), dia mengatakan negara itu sedang berjuang menentang “harga-harga tinggi, inflasi dan resesi,” dan meminta para pejabat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Puluhan orang ditangkap atas aksi ini.*