Hidayatullah.com—Rusia melancarkan serangan ke Ukraina dari udara, darat dan laut, selain peringatan siap menyerang Kyiv sementara warga sipil yang ketakutan masih terjebak di Mariupol. Di medan perang, suara sirene terdengar di seluruh negeri termasuk ibukota, Kyiv, di samping serangan konstan dari udara di kota Kharkiv.
“Musuh terus melancarkan operasi ofensif terhadap Ukraina, dengan fokus pada Kyiv, Kharkiv, Chernihiv, Sumy dan Mykolayiv, kata Perwira Staf Angkatan Bersenjata Ukraina dalam sebuah pernyataan dikutip AFP. “Militer Rusia sekarang dilaporkan mengumpulkan sumber daya untuk melancarkan serangan ke Kyiv,” tambahnya.
Di Ukraina selatan, pejabat militer memberi tahu Rusia menembaki desa Tuzly di provinsi Idessa dari laut, menargetkan infrastruktur vital, tetapi tidak menimbulkan korban. Di Kharkiv, serangan Rusia menghantam blok perumahan dan universitas yang mengakibatkan kerusakan parah pada bangunan.
Beberapa mayat juga terlihat di balik puing-puing, di samping mobil sementara potongan kaki korban dengan celana cokelat ditemukan di belakang kendaraan. Rusia melaporkan ledakan besar di sebuah depot minyak di Lugansk, sebuah kota yang dikendalikan oleh separatis pro-Rusia.
Sementara itu, Presiden Ukraina, Volodymr Zelensky, sangat marah dengan kehancuran dan kematian yang terjadi dan menuduh tentara Rusia sebagai pembunuh.
“Kami tidak akan memaafkan, kami tidak akan melupakan, kami akan menghukum siapa pun yang melakukan kekejaman dalam perang di tanah air ini,” katanya. “Tidak akan ada tempat yang lebih sepi di bumi ini selain kuburan,” kata tambah dia.
Koridor Kemanusiaan
Sementara itu, Rusia telah mengumumkan bahwa militer akan menghentikan sementara serangan untuk membuka jalan bagi koridor kemanusiaan di beberapa kota Ukraina termasuk ibu kota, Kyiv dan kota pelabuhan Mariupol. “Pasukan Rusia, untuk tujuan kemanusiaan, mendeklarasikan ‘gencatan senjata sementara’ mulai pukul 10.00 (waktu Moskow) pada 7 Maret dan pembukaan koridor kemanusiaan,” kata kementerian pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan.
Ini mencantumkan rute pembukaan koridor dari ibukota Kyiv serta Mariupol, Kharkiv dan Sumy yang semuanya telah diserang berat oleh Rusia dalam beberapa hari terakhir. Moskow mengatakan keputusan itu dicapai menyusul permintaan pribadi Presiden Prancis Emmanuel Marcon kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kedua pemimpin berbicara pada hari Ahad (6 Maret 2022) dalam percakapan telepon keempat mereka sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Moskow mengatakan telah memberi tahu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) dan badan-badan internasional lainnya tentang koridor itu dan mendesak Ukraina untuk “memenuhi semua persyaratan” evakuasi dengan ketat.
Sebelumnya, dua upaya untuk membawa warga keluar dari Mariupol menyusul gencatan senjata sementara dilaporkan gagal ketika Rusia dan Ukraina saling menuduh melanggar kesepakatan. Pasukan Rusia terus menembaki kota-kota Ukraina dari udara, darat dan laut pada hari Senin, memperingatkan mereka mendekati ibukota Kyiv.
Perang di Ukraina memasuki hari ke-12 dengan lebih dari 1,5 juta orang telah melarikan diri dari negara itu, dengan PBB menggambarkannya sebagai krisis pengungsi yang tumbuh paling cepat di Eropa sejak Perang Dunia II.*