Kerusuhan di wilayah Xinjiang menyebabkan sedikitnya 140 tewas. Wilayah ini dikenal sebagai basis kaum Muslim di China
Hidayatullah.com– Kerusuhan terjadi di kawasan Xinjiang, China Barat menyebabkan 140 orang tewas dan lebih dari 800 orang terluka, demikian laporan media resmi. Ratuasn orang juga ditangkap setelah kekerasan pecah di kota Urumqi, Ahad (6/7).
Aparat China menyatakan, ratusan warga etnis Uighur ditahan menyusul protes yang diwarnai tindak kekerasan di Xinjiang. Aksi protes yang menyebabkan kekrusuhan itu dilaporkan terjadi menyusul perkelahian berdarah antara suku Uighur dan Han di China selatan bulan lalu.
BBC mengatakan, bentrokan akhir pekan merupakan bentrok paling serius antara aparat dan demonstran di China sejak insiden Lapangan Tiananmen pada tahun 1989.
Saksi mata mengatakan, tindak kekerasan mulai pecah hari Minggu di Urumqi setelah unjukrasa beberapa ratusan orang kemudian membesar dan melibatkan lebih dari 1.000 orang. Ssementara sumber-sumber lainnya menyatakan 3.000 orang.
Aparat keamanan dikerahkan untuk mengatasi demonstrasi Aparat keamanan dikerahkan untuk mengatasi demonstrasi. Xinhua melaporkan, demonstran membawa pisau, bata dan pentung, memecahi kaca mobil dan toko, serta melawan aparat keamanan.
Anehnya, mengapa demonstran itu dibalas aparat dengan tembakan secara membabi buta. Lebih aneh lagi, pemerintah Xinjiang justru tak menyesali perbuatannya bahkan menuduh separatis Uighur yang berada di luar negeri merekayasa serangan terhadap etnik Han China.
Kelompok Uighur menegaskan bahwa aksi protes damai menjadi korban tindak kekerasan oleh negara.
Etnik Uighur dilaporkan marah atas bentrokan antar etnik bulan lalu di kota Shaoguan, Propinsi Guangdong.
Tuduhan pada kaum Muslim
Tetapi seorang pejabat senior di sana menyampaikan pernyataan pemerintah bahwa aksi kekerasan itu adalah perbuatan kekuatan-kekuatan garis keras di luar negeri yang membuat pemerintah memberlakukan tindakan tegas keamanan di wilayah yang sudah tegang dan strategis dekat Pakistan dan Asia tengah itu.
“Setelah insiden (Shaogan) tiga kelompok di luar negeri berusaha menghasut dan menggunakan kesempatan untuk menyerang kami, menghasut protes-protes di jalan, kata Nuer Baikeli, gubernur Xinjiang dalam satu pidato di televisi Xinjiang.
“Tiga kekuatan ini mengacu pada kelompok-kelompok yang menurut pemerintah terlibat dalam aksi separatisme, aksi garis keras dan ekstremisme agama.
“Di Xinjiang tidak ada gunanya berbicara tanpa stabilitas,” kata Nuer Baikeli, seorang etnik Uighur.
Uighur secara etnik adalah Muslim Turki Mereka terdiri dari 8 dari 20 juta penduduk. China menguasai lagi tahun 1948 setelah menumpas Turkistan Timur Setelah itu, imigrasi besar-besaran etnik Han
Uighur khawatir erosi kebudayaan tradisional
Selain menyalahkan pihak pendemo, pemerintah juga menuduh kerusuhan terakhir ini dilakukan pengusaha perempuan Rebiya Kadeer, tokoh Muslim Uighur yang tinggal di luar Amerika Serikat.
“Penyelidikan awal menunjukkan kekerasan didalangi kelompok separatis Kongres Dunia Uighur pimpinan Rebiyaa Kadeer,” bunyi pernyataan kantor berita Xinhua.
Rebiya Kadeer adalah seorang wanita pengusaha dari etnik Uighur kini tinggal di AS setelah bertahun-tahun dipenjarakan, dan dituduh terlibat kegiatan-kegiatan separatis. Ia tidak menjawab pesan telepon untuk diminta komentar.
Tetapi kelompok-kelompok Uighur di pengasingan menolak klaim pemerintah adanya satu persekongkolan. Mereka mengatakan kerusuhan itu meletus akibat kemarahan terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah dan dominasi etnik Han China atas peluang-peluang ekonomi.
“Mereka menyalahkan kami sebagai satu jalan untuk mengalihkan perhatian terhadap Uighur dari diskriminasi dan penindasan yang memicu terjadinya protes itu,” kata Dilxst Raxit, juru bicara Kongres Uighur Dunia di pengasingan di Swedia.
“Pada awalnya unjuk rasa itu berjalan damai. Ada ribuan orang meneriakkan yal-yel hentikan diskriminasi etnik … Mereka lelah berdiam diri.”
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Mayoritas Muslim
Hampir separuh dari 20 juta jiwa penduduk Xinjiang adalah etnik Uighur. Xinjiang dikenal mayoritas berpenduduk Muslim dan pintu keluar masuk dalam hubungan perdagangan dan energi dengan Asia tengah, dan kaya akan gas, barang tambang dan produksi pertanian.
Tetapi banyak warga Uighur mengatakan mereka menikmati sedikit dari hasil kekayaan itu. Pemerintah China menguasai mereka tahun 1948 setelah menumpas pemberontakan Turkistan Timur.
Pemerintah China segera melakukan imigrasi besar-besaran etnik Han ke wilayah Uighur sehingga suku itu merasa khawatir erosi kebudayaan tradisional tergerus.
Sebagaimana diketahui, pemerintahan China dikenal sangat keras melawan agama, termasuk Islam. Baru-baru ini ratusan kaum Muslim ditangkap dengan tuduhan terorisme. Sebelum ini, China diyakini berusaha sekuat tenaga membatasi jumlah liputan dari sumber-sumber independen di internet, seperti situs YouTube dan Twitter.
Aksi kekerasan di ibukota wilayah Xinjiang, Urumqi meletus saat pemimpin China mengunjungi Italia menjelang KTT Kelompok Delapan negara Industri (G-8). Sekjen PBB Ban Ki moon, Senin memimpin desakan internasional bagi pengekangan diri semua pihak di China setelah kerusuhan di wilayah Xinjiang ini. [bbc/afp/ant/cha/hidayatullah.com]