Hidayatullah.com–Sebanyak 12 biarawati (sumber lain ada yang menyatakan 16) yang ditahan oleh pejuang oposisi di Suriah selama lebih dari tiga bulan akhirnya dibebaskan dan sedang dalam perjalanan menuju Damaskus melalui Libanon, kata sebuah sumber keamanan dan pejabat Gereja pada hari Ahad.
Sebuah sumber keamanan Libanon hari Senin mengatakan para biarawati itu telah dibawa ke kota Libanon dari Arsal awal pekan ini, dan menuju ke Suriah pada hari Ahad yang didampingi kepala instansi keamanan Libanon dan seorang pejabat intelijen Qatar.
Seperti diketahui, para biarawati itu hilang pada Desember lalu setelah kelompok mujahidin mengambil mereka di kota tua Maaloula di utara Damaskus, setelah kota tua itu direbut para mujahidin. Mujahidin kemudian membawa mereka ke Yabroud, sebuah kota strategis yang menjadi markas mujahidin di perbatasan Suriah dan Libanon.
Setelah diculik di biara Ortodoks Yunani, Maaloula, mereka dilaporkan dipindahkan ke kota yang dikuasai para mujahidin dari Yabroud, sekitar 13 kilometer sebelah utara, yang kini menjadi fokus operasi militer pemerintah.
Dikutip AFP, Uskup Ortodoks Yunani Suriah Louka al-Khoury menyambut baik berita pembebasan itu.
Tak lama setelah para biarawati menghilang, pihak mujahidin mengatakan mereka telah mengambil para biarawati itu sebagai “tamu” mereka dan pihaknya akan membebaskan mereka segera.
Para wanita, yang tiba setelah tengah malam di kota Jdeidet Yabus dekat perbatasan dengan Libanon, terlihat kelelahan tapi memuji mereka yang telah bernegosiasi dalam pembebasan mereka.
“Kami ingin berterima kasih kepada Tuhan , yang memungkinkan bagi kita untuk berada di sini sekarang, ” kata seorang biarawati kepada wartawan.
Kepada Libanon New TV, wanita ini mengatakan tidak ada uang tebusan yang dibayar dan kesepakatan itu melibatkan pelepasan “lebih dari 150 tahanan perempuan” yang disekap rezim Bashar al Assad.
Biarawati itu duduk dan mengenakan jubahnya hitamnya, mengatakan semua 16 sandera diperlakukan “baik” milisi mujahidin dari Jabhah Al – Nusra, mereka juga mengaku telah dilayani segala kebutuhannya, demikian katanya.
“Tidak ada yang mengganggu kami, ” tambahnya sang suster dan menyangkal rumor para penculik telah memaksa kelompok biarawati ini menghapus Salib mereka.
“Dia kemudian datang dan membantu kami selama dua bulan,” katanya seorang biarawati senior sekaligus menepis tudingan media pro rezim Basyar Asad mereka dengan buruk dan bahkan memaksa mereka untuk melepaskan atribut keagamaannya.
Pengamat itu dan sumber para pejuang di daerah tersebut mengatakan pembebasan para biarawati itu telah disepakati sebagai bagian dari pertukaran di mana pemerintah akan membebaskan sejumlah tahanan perempuan yang selama ini disekap rezim Bashar al Assad.
“Kesepakatan itu merupakan pembebasan 138 perempuan dari penjara Assad,” kata sumber pihak mujahidin.
Seperti diketahui, Desember lalu, para biarawati itu muncul dalam sebuah video yang diperoleh televisi Aljazeera, yang mengatakan mereka berada dalam keadaan sehat dan baik, tapi video itu tidak jelas di mana para biarawati itu diambil.*