Hidayatullah.com–Turki melanjutkan pengiriman tentara dan senjata berat ke barat daya negara itu yang berbatasan dengan Suriah, sebagai persiapan serangan besar-besaran oleh pemerintah rezim Bashar Al Assad dan sekutunya di wilayah dikuasai kelompok kelompok pembebasan.
Konvoi tentara Turki dilaporkan tiba di luar Kota Morek di utara provinsi Hama di Suriah, awal hari ini, lapor televisi Aljazeera.
Pesawat militer Turki yang membawa ratusan tentara juga terlihat mendarat di sebuah bandara di Hatay, sekitar 50 kilometer dari perbatasan Turki-Suriah. Namun, tidak pasti apakah tentara dikerahkan ke perbatasan kedua negara.
Turki yang kini menjadi tuan rumah bagi sekitar 3,5 juta pengungsi Suriah, khawatir jumlah itu akan meningkat jika Suriah yang dibantu sekutunya, Rusia dan militan pro-Syiah Iran, menyerang benteng terakhir kelompok penentang di Idlib.
Baca: Turki Selesai Bangun 700 Kilometer Tembok Perbatasan dengan Suriah
Ahli keamanan Turki, Metin Gurcan, mengatakan langkah untuk memperkuat pertahanan perbatasan adalah tindakan defensif.
“Jika kita melihat berbagai jenis sistem senjata, saya akan mengatakan itu untuk pertahanan. Jadi saya tidak berpikir Turki memiliki niat atau kecenderungan untuk menyerang. Kemampuan intervensi militer di Idlib juga merupakan teka-teki.
“Ini adalah satu bentuk pencegahan yang dilakukan melalui kekuatan militer yaitu pertahanan untuk mengontrol aliran pengungsi yang diharapkan karena tekanan dari tentara Suriah yang didukung Rusia dari selatan,” katanya.
Sejauh ini, hampir 40.000 orang telah meninggalkan Idlib setelah Suriah dan Rusia mengintensifkan serangan udara di permukiman mereka dua minggu lalu.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengharapkan skenario terburuk di mana sekitar 900.000 warga sipil akan melarikan diri dari Idlib, ketika serangan darat besar dimulai.
Ankara juga mengulangi peringatan ke Rusia dan rezim Suriah, bahwa serangan terhadap Idlib akan menyebabkan gelombang pengungsi besar lainnya pergi ke Turki.
Selama seminggu terakhir, Turki mengerahkan bantuan dan pengiriman berbagai struktur pertahanan ke situs pemantauan di Idlib.
Gurcan mengatakan konfrontasi antara pasukan Turki dan rezim Suriah pro-Suriah juga tak terhindarkan jika serangan terhadap Idlib berlanjut.
Baca: Turki Bangun Dinding Anti-Roket di Perbatasan dengan Suriah
Rusia terus mengontrol wilayah udara Suriah, dan Turki tidak mungkin untuk memulai aksi militer di Idlib tanpa persetujuan Moskow.
“Saya tidak mengharapkan serangan besar-besaran (oleh rezim Suriah). Ini secara bertahap akan menjadi pengepungan yang bisa memakan waktu hingga sembilan atau 10 bulan, “katanya.
Dia mengatakan Turki tidak akan bisa menarik pengawas militernya jika pertempuran dimulai.
“Kontrol pos yang didirikan oleh Turki memiliki izin Rusia. Tujuan utama adalah mencegah militan pro-Syiah Iran dari Aleppo menuju Idlib, “katanya yang mengaku Rusia berusaha mengurangi keterlibatan Iran dalam urusan internal Suriah.*