Hidayatullah.com–Setelah melewati pertempuran kilat selama 5 hari berturut-turut sejak Selasa (24/03/2015), setahap-demi setahap kekuatan rezim Nushairiyah Bashar al Assad dengan dukungan milisi Syiah mampu dipatahkan dan dipukul mundur oleh pejuang mujahidiaan hingga keluar dari Kota Idlib.
Tepat hari Sabtu (28/03/2015) selepas shalat Zuhur waktu Suriah, milisi mujahidin berhasil merebut Kota Idlib dan membebaskannya dari tentara rezim Nushairiyah.
Syeikh Dr. Abdullah Muhammad al Muhaysini adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dan terkenal di kalangan pejuang asing Saudi di Suriah mengatakan pasca kemenangan, Idlib akan dijadikan ibu kota propinsi kedua setelah Raqqah.
Sosok yang selama ini memompa semangat perlawanan pada rezim Bashar ini mengatakan, “Keberhasilan mujahidin pada pertempuran ini adalah atas arunia Allah semata. Kemudian dengan persatuan mujahidin melalui aliansi yang saya sebut dengan nama Jaisy Al-Fath (Tentara Penaklukan), akhirnya mereka (mujahidin, red) benar-benar menaklukkan Kota Idlib dan menjadikannya sebagai ibu kota provinsi kedua yang lepas dari kekuasaan rezim tirani Bashar Al-Asad setelah Raqqah.”
Pasca keberhasilan membebaskan Idlib, tahmid, tahlil dan takbir tiada hentinya dikumandangkan.
Segenap mujahidin yang telah berperang sebelumnya serta menyiapkan pertempuran ini, masuk ke dalam kota dan berkonvoi, diiringi takbir, tahmid dan tahlil.
Kaum Muslimin setempat juga ikut menyambut milisi pejuang pembebasan yang telah bertempur dalam beberapa hari ini dengan tangis haru. Tampak sebagian menciumi milisi mujahidin.
Sementara itu, jalan-jalan di Kota Idlib dipenuhi oleh kelompok milisi pejuang. Semua titik utama dalam kota diduduki dan pos ribath baru segera dibangun, guna mempertahankan kota dan menghadang jalur masuknya kembali pasukan rezim.
Di sisi lain, milisi pejuang pembebasan juga mengejar tentara rezim Bashar yang bertahan di dekat Muaskar Al-Mastumah.
Jatuhnya Kota Idlib juga berhasil menawan tentara rezim dan tentara dukungan dari milisi Syiah. Tak kurang 200-an tentara dan milisi Syiah pendukungnya berhasil ditawan, 1500-an tewas. Dan di pihak miliki pembebasan ada sekitar 70 orang dinyatakan gugur, insya Allah.
Syeikh Al Muhaysini yang turut mengitari Kota Idlib pasca ditaklukkan mengatakan, kemenangan bukan sekadar untuk meruntuhkan Bashar Assad saja.
“Namun lebih dari itu, Bashar juga membawa kaum (Syiah) Rafidhi dari berbagai negeri ke sini, maka mujahidin dari berbagai negeri pun datang untuk meruntuhkan mereka (Bashar dan sekaligus Syiah rafidhi, red),” ujar Syeikh Muhaysini.
“Kami tidak akan berhenti hingga kami melihat Masjidil Aqsha dengan izin Allah,” pungkasnya.
“Kami memanjatkan syukur kepada Allah atas kemenangan mujahidin, kemenangan yang datang pada awal musim semi, yang menjadi musim semi kemenangan, alhamdulillah,” kata seorang warga yang turut menikmati bebasnya Idlib.
“Kami berdoa kepada Allah agar menerima pengorbanan mereka, menerima para syuhada, menyembuhkan yang terluka, dan memberikan kesabaran bagi mereka untuk melanjutkan jalan jihad ini,” tambahnya.
Syeikh Muhaysini, adalah ulama Saudi yang pindah ke Suriah pada tahun 2013. Tokoh perlawanan yang memiliki 240.000 pengikut di Twitter ini pernah secara terbuka mendukung Jabhah Nusrah dan Front Islam lainnya yang bersebrangan dengan ISIS. Ia bahkan berinisiatif pada bulan Januari mendamaikan kelompok-kelompok milisi pejuang yang bersengketa dan menyelesaikannya dibawah pengadilan Syariah. Sayangnya, ISIS menolak rencananya tersebut.*/Laporan Shakirullah, kontributor Bumisyam, paska bebasnya Kota Idlib