Hidayatullah.com–Seorang komandan militer Iran telah mengatakan bahwa dia berharap Popular Mobilisation Force (PMF) yang didominasi Syiah untuk bertempur mendukung Presiden Suriah Bashar Al-Assad setelah Mosul direbut kembali dari ISIS.
Brigadir Mohames Ali Jafari dari Korps Garda Revolusi (IRGC) Iran mengatakan dalam sebuah pernyataan pers bahwa “Hashd Al-Sha’abi akan dikirim ke Suriah dalam konteks ini (mendukung rezim Suriah),” Hashd Al-Sha’abi ialah sebutan milisi PMF dalam bahasa Arab.
Komandan senior IRGC itu menyangkal keterlibatan pasukan Iran dalam pertempuran merebut Mosul dari ISIS, kota Iraq terbesar kedua yang telah diduduki oleh organisasi ISIS sejak Juni 2014.
Menurut Jafari, PMF, mendapat persetujuan pemerintah Iraq tetapi secara luas dianggap patuh kepada Iran, lebih dari mampu untuk bertempur sendiri tetapi “mungkin terdapat sejumlah penasihat [militer Iran] yang terbatas” di lapangan untuk mendukung pasukan paramiliter itu, demikian dikutip laman middleeastmonitor.com belum lama ini.
Jurubicara PMF mengatakan pada awal bulan ini bahwa organisasinya akan berbaris menuju Suriah setelah Mosul dapat direbut kembali, dan bahwa organisasi Syiah itu akan bertempur dimanapun mereka dibutuhkan.
Ahmed Al-Assadi, jubir PMF, juga pada awal bulan lalu mengatakan bahwa unit paramiliter dukungan Iran itu memiliki tujuan “menjaga perbatasan Iraq dengan Suriah dan memutus bala bantuan [ISIS] yang datang dari Suriah.”
Menurut Al-Assadi, masuknya PMF ke Suriah akan dikoordinasi oleh pemerintahan Baghdad dan Damaskus.
Tentara Pembebasan Syiah Iran
Pernyataan Jafari sepertinya akan diambil sebagai penegasan kontrol Iran atas unit-unit militer yang secara resmi merupakan bagian dari angkatan bersenjata Iraq. Pada awal tahun ini, atas perintah Perdana Menteri Syiah Iraq Haider Al-Abadi, PMF secara resmi diakui sebagai sebuah bagian dari militer Iraq.
Bagaimanapun juga, kesetiaan PMF pada Iraq telah berulangkali dipertanyakan oleh para pengamat, dengan banyaknya tuduhan bahwa mereka hanyalah proxy Iran yang melayani kepentingan pemerintah Teheran di wilayah Timur Tengah.
Beberapa komandan PMF termasuk tokoh-tokoh Syiah yang memiliki hubungan erat dengan Iran seperti Hadi Al-Amiri, kepala Organisasi Badr, Qais Al-Khaz’ali dari milisi Asaib Ahl Al-Haq dan Abu Mahdi Al-Muhandis yang memimpin Hizbullah Iraq.
Iran Resmi Ungkapkan Memiliki Pabrik Misil di Aleppo, Suriah
Agustus lalu, pensiunan Jenderal Iran Mohammad Ali Falaki mengatakan pada kantor berita theMashregh, yang berhubungan dekat dengan IRGC, bahwa sebuah “Tentara Pembebasan Syiah” telah dibentuk, yang utamanya terdiri dari kaum Syiah non-Iran yang bertempur di dunia Arab.
Menurut Falaki, pasukan baru itu, yang setara dengan Legion Asing Prancis, telah aktif di tiga garis depan di Suriah, Iraq dan Yaman, dan akan dikomandoi oleh Qassem Soleimani, kepala Quds Force dari IRGC yang terkenal kejam.
Quds Force dan IRGC telah diberi sanksi oleh Amerika Serikat karena tindakan mereka yang mendukung terorisme internasional.*/Nashirul Haq AR