Hidayatullah.com—Para aktifis kemanusiaan dan pemimpin kelompok pembebasan mengatakan pasukan pro-Bashar al Assad hari Senin dikabarkan telah merebut Kota Aleppo yang sebelumnya dikuasai kelompok pembebasan sejak tahun 2012.
Akibat serangan pasukan pro Bashar dan sekutunya (Rusia, Iran dan Lebanon) mengakibatkan kelompok pembebasan dan oposisi telah kehilangan sekitar sepertiga dari wilayah mereka di Aleppo, selama ini menjadi wilayah paling penting, medan pertempuran selama lima tahun.
Organisasi Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR) berbasis di Inggris, melaporkan Suriah merebut distrik Dahiyet al-Assad di barat Aleppo
Tentara Suriah juga berhasil menguasai Desa Minian di pinggiran Kota Aleppo.
Sebelumnya, Front Fath al-Syam menyerang tentara Suriah pada 28 Oktober lalu sebagai reaksi kemenangan tentara Suriah.
Dalam serangan besar-besaran itu, sekitar 450 orang tewas, termasuk 100 warga sipil.
Sebanyak 10.000 warga sipil melarikan diri dari timur kota, di mana sekitar 250.000 terperangkap di antara reruntuhan yang dulunya sebagai pusat perdagangan dan keuangan Suriah. Tentara Suriah merebut wilayah yang dikuasai kelompok pembebasan al-Shakour hanya beberapa hari setelah mendapatkan kontrol dari dua kabupaten lainnya, Jabal Badro dan Hanano.
Menurut SOHR, wilayah ini sebelumnya adalah pangkalan inti dari milisi kelompok pembebasan di Aleppo sejak pertempuran dimulai.
“Kemarin adalah hari terburuk yang pernah kita saksikan sejak perang dimulai. Lebih dari 1.500 keluarga telah melarikan diri ke wilayah Aleppo barat yang dikendalikanoleh pemerintah Assad. Pengeboman yang trjadi sangat mengerikan,” kata seorang juru bicara White Helmets dikutip Aljazeera.
Puluhan ribu orang yang terperangkap dikabarkan memiliki sedikit makanan atau beberapa obat-obatan akibat pengepungan rezim Bashar berbulan-bulan.
“Sebelumnya kami memperingatkan tentang rezim mencoba untuk membagi dikepung [dikuasai kelompok pembebasan] Aleppo dalam dua – sebaliknya, mereka mengambil distrik utara sepenuhnya,” kata Yaser Alyoussef, juru bicara pasukan kelompok pembebasan Nour al-Din al-Zinki.
Angkatan Pertahan Sipil Suriah mengatakan angkatan udara rezim Bashar telah melakukan pengepungan sejak bulan September namun meningkat selama 12 hari dengan lebih dari 150 serangan udara dan meluncurkan lebih dari 2500 rudal. Dalam kurun waktu ini, tentara pro Rezim Bashar al Assad telah membunuh lebih dari 500 warga, melukai 1600 orang dan menghancurkan 4 rumah sakit di Aleppo dan sekitarnya.
Iran Resmi Ungkapkan Memiliki Pabrik Misil di Aleppo, Suriah
Warga dan petugas medis mengatakan sedikitnya satu distrik berulang kali dibombardir pada hari Senin dengan gas beracun, mereka menduga gas klorin.
“Ada keadaan panik di seluruh kabupaten yang terkepung di Aleppo. Semua dari Aleppo timur telah mencapai puncak penderitaan – kelaparan, untuk dingin, untuk yang terputus dari dunia, “kata Mohammed Khandaqani, seorang tenaga medis di dalam kota, yang menggambarkan situasi itu sebagai” momen terburuk sejak revolusi mulai di Aleppo,” dikutip The Financial Times (FT), Senin (28/11/2016).
Televisi al-Manar Lebanon mengattakan, pasukan Suriah bersama mitranya (Rusia, Iran, Lebanon) hari Senin (28/11/2016) telah menguasai kawasan Sheikh Khodr dan Haydariya di timur Aleppo.
Militer Suriah juga dilaporkan berhasil merebut kontrol wilayah Masaken al-Buhus dan sekitarnya serta tengah bergerak ke arah al-Sakan al-Shababi.
Serangan Udara Terjadi Pasca Gencatan Senjata, Aleppo Minim Bantuan
Dengan berhasilnya rezim Suriah dan sekutunya di timur Aleppo, lebih dari 10 wilayah di kawasan ini dikabarkan berhasil dikuasi pasukan pro Bashar dan Rusia.
Kota Aleppo memiliki luas 190 km persegi, dikenal pusat perdagangan dan industri. Kota yang paling berkembang pada kekaisaran Utsmaniyah setelah Konstantinopel dan Kairo ini memiliki sarana transportasi yang lengkap mulai stasiun hingga bandara. Juga dikenal dengan industri tekstil, bahan kimia, farmasi, elektronik dan industri pariwisatanya.
Sejak 2012, wilayah ini menjadi perebutan. Kelompok pembebasan dan oposisi menguasai bagian timur sedangkan Bashar al Assad di bagian barat.*