Hidayatullah.com–Puluhan wanita dan anak-anak Gaza menggelar acara solidaritas kaum muslimin Aleppo yang sedang dikepung dan dibantai pasukan rezim Suriah dan milisi pro Syiah pada Rabu siang.
Anak-anak Palestina di Jalur Gaza yang terkepung Zionis Israel ini melakukan protes di depan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) Rabu siang guna menyatakan solidaritasnya pada kaum Muslimin di Aleppo Timur yang menghadapi pemboman dan pembantaian sejak pasukan yang setia pada Presiden Bashar al-Assad melancarkan serangan militer yang merebut wilayah yang dikuasai kelompok pembebasan Suriah.
Anak-anak kecil juga dilibatkan dalam aksi ini dengan menggambar darah yang bercucuran di wajah mereka. Mereka membawa spanduk bertuliskan ““Dari anak-anak Palestina ke Aleppo, hentikan pembantaian” sementara yang lain membawa “Aleppo ada di Dalam Hati Kami”.
Selain itu, gerakan perempuan Hamas juga menggelar aksi solidaritas di depan kantor perwakilan PBB di tengah kota Gaza diikuti para wanita lainya dan juga para tokoh pimpinan gerakan.
Raja Halabi, Koordinator Aksi Perempuan Hamas kepada Palestina Information Centre (PIC) mengatakan,” Aleppo sedang menghadapi kepiluanya. Ini adalah solidaritas hakiki, jujur dari warga Gaza dan para wanita serta anak-anaknya, di mana-mana rumah mereka telah terbakar hancur luluh. Sementara untuk sampai ke sana masih terkendala. Hanya doa yang bisa kami berikan dari anak-anak syuhada di Gaza,” ujarnya.
Seorang anak Palestina berusia 10 tahun berbicara atas nama para demonstran selama acara mendesak negara-negara Arab ikut campur tangan untuk “menghentikan pembantaian orang tak berdosa di Aleppo”, demikian kutip maannews.com.
Gerakan perlawanan Islam Hamas di Libanon mengumumkan, membatalkan acara perayaan peringatan hari berdirinya Hamas yang ke 29 di kota Beirut, Selasa depan dalam rangka bersolidaritas terhadap kondisi ummat Islam yang sedang mengalami pembantaian dan kezaliman luar biasa, seperti yang terjadi di Suriah akhir-akhir in
Serangan pemerintah Suriah di Aleppo timur telah memicu kecaman internasional, sementara penduduk yang terkepung belum lama ini melaporkan kondisi mengerikan dengan cara live streaming melalui media sosial guna menyampaikan ‘pesan perpisahan’ untuk terakhir kali. Kebanyakan mengungkapkan ketakutan mereka akibat pembantaian luas warga sipil yang dilakukan oleh pasukan Pro Bashar al Assad dan mengatakan selamat tinggal terakhir mereka .
PBB mengatakan pada hari Selasa, organisasi itu telah menerima laporan sejumlah warga sipil yang sedang dieksekusi pasukan pro-Bashar al Assad dan sekutunya milisi Syiah, dengan menyebut situasi itu sebagai “krisis lengkap kemanusiaan,” dan menambahkan setidaknya 82 warga tewas selama serangan, termasuk 11 perempuan dan 13 anak-anak.
PBB juga mengatakan pada hari Selasa, “puluhan mayat dilaporkan berserakan di jalanan di Aleppo timur, dementara penduduk tidak dapat mengambil mereka karena pemboman dan penembakan masih dilakukan secara intens”.*