Hidayatullah.com-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan memulai pengujian untuk virus corona (COVID-19) di wilayah barat laut Suriah yang dikelola oposisi pada minggu ini. Hal ini disampaikan kepala regional badan itu hari Senin, menambahkan bahwa dia “sangat prihatin” dengan penyebaran pandemi hingga ke wilayah di mana sistem kesehatan telah hancur oleh konflik berdarah dan berlarut-larut lapor TRT World.
Hanya sekitar setengah fasilitas medis di Suriah barat laut yang beroperasi. Lebih satu juta orang yang baru-baru ini mengungsi karena kekerasan rezim tinggal di tenda sementara atau kamp yang penuh sesak.
“Kami berharap … untuk memiliki mesin dan alat tes di minggu ini sehingga kami dapat mulai menguji,” kata Dr Rick Brennan, direktur darurat untuk wilayah itu, mengatakan pada Reuters. “Dan kami sangat khawatir. Semua negara sekitar telah mencatat adanya kasus-kasus,” tambahnya.
Rezim Suriah telah memulai menguji di daerah-daerah lain di negara itu, meskipun belum melaporkan kasus ke WHO. Turki di utara mengkonfirmasi 47 kasus infeksi dan Iraq memiliki sekitar 93 kasus yang dikonfirmasi.
Lebih jauh di timur, Iran memiliki jumlah kasus tertinggi setelah China dan Italia, dengan hampir 13.000 kasus terkonfirmasi, menurut data WHO.
Hanya menguji kasus parah
Namun, Brennan, yang baru saja kembali dari tugas ke Iran pada minggu lalu, mengatakan jumlah kasus yang dilaporkan hanya mewakili seperlima dari jumlah sebenarnya. Alasannya adalah bahwa pengujian itu, seperti halnya di negara-negara kaya Eropa, terbatas pada kasus yang parah.
“Kami telah mengatakan bahwa penghubung paling lemah ke rantai mereka adalah data,” katanya. “Mereka dengan cepat meningkatkan kemampuan mereka untuk menguji sehingga jumlahnya akan naik,” katanya.
Tanggapan Iran terhadap pandemi ini menuai kritik keras, baik dari kritik pemerintah, dan seorang pejabat PBB pekan lalu. Namun, Brennan secara umum merasa optimis dengan respon Teheran.
“Ada komitmen besar dan mereka menganggapnya serius dari tingkat tertinggi pemerintahan.”
Pihak berwenang Iran mengatakan mereka sangat terpukul oleh kekurangan pasokan global untuk pengujian dan peralatan pelindung, menyalahkan dampak sanksi AS. Brennan menggambarkan pusat-pusat kesehatan baru yang dikunjunginya dengan lusinan tempat tidur di mana segala sesuatu mulai dari seprai, hingga masker oksigen, dibuat secara lokal.
Namun, ia mengatakan bahwa beberapa peralatan pelindung pribadi yang diproduksi secara lokal membuat pekerja medis berisiko. Dia mengakui bahwa beberapa petugas kesehatan telah terinfeksi, meskipun penyebab infeksi tidak jelas.
“Kami terkesan bahwa Iran telah mengakui kelemahan mereka dan memperbaikinya,” kata Brennan.*