Hidayatullah.com–Konvoi ke-18 yang membawa warga sipil dan pejuang oposisi dari Kota Douma di pinggiran Damaskus di Ghouta Timur tiba di distrik Al-Bab Aleppo hari Rabu, Sebagaimana dilansir Andolu Agency.
Konvoi 85 bus itu membawa 3.860 orang, termasuk 1.500 anak-anak dan 1.021 wanita, yang akan dibawa ke distrik Azaz dari Al-Bab dan akan disediakan akomodasi sementara di kamp-kamp pengungsi.
Dengan konvoi ini, jumlah yang dievakuasi dari Ghouta Timur sejak proses dimulai pada 22 Maret telah melampaui 56.000.
Evakuasi dari Douma akan berlanjut, menurut koresponden Anadolu Agency di lapangan.
Operasi militer Turki bertajuk Operation Euphrates Shield (Operasi Perisai Eufrat), yang dipimpin Turki diluncurkan pada akhir 2016, membebaskan Al-Bab dari kelompok Daesh.
Operasi, yang berakhir pada Maret tahun lalu, sebagian besar berhasil membersihkan daerah perbatasan Turki-Suriah dari kehadiran gerakan terorisme.
Evakuasi dilakukan sebagai bagian dari perjanjian yang diperantarai Rusia antara rezim Bashar al-Assad Suriah dan kelompok-kelompok oposisi bersenjata.
Pada 24 Februari, Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat mengadopsi Resolusi 2401, yang menyerukan gencatan senjata di Suriah – terutama di Ghouta timur – untuk memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan.
Meskipun resolusi, bagaimanapun, rezim dan sekutu-sekutunya di awal Maret meluncurkan serangan darat utama – yang didukung oleh pasukan Rusia – yang bertujuan untuk menangkap bagian yang dipegang oleh oposisi di distrik tersebut.
Baca: Rezim Suriah Persiapkan Serangan ‘Besar’ ke Ghouta Timur .
Sejak 19 Februari, lebih dari 1.400 orang telah tewas dalam serangan oleh rezim dan sekutu-sekutunya di Ghouta timur, menurut sumber-sumber pertahanan sipil setempat.
Rumah bagi 400.000 penduduk, Ghouta Timur tetap dalam pengepungan rezim Bashar al Assad yang melumpuhkan selama lima tahun terakhir, yang telah mencegah pengiriman pasokan makanan dan kesehatan yang sangat dibutuhkan.
Suriah mengalami konflik dahsyat yang dimulai pada awal 2011 ketika rezim menumpas para demonstran dengan senjata dan bom-bom ganar yang tidak terduga.
Menurut pejabat PBB, ratusan ribu orang telah tewas dalam konflik hingga saat ini.*/Sirajuddin Muslim