Hidayatullah.com– Peledakan bom di Legian, Bali mengundang perhatian banyak tokoh Islam. M Jazir ASP, salah seorang tokoh Islam Yogyakarta yang juga penasehat FKRMY (Forum Komunikasi Remaja Masjid Yogyakarta) menilai ada sebuah sekenario intelejen dalam kasus bom Bali.
Jazir mencatat beberapa indikasi itu. Diantaranya adalah jenis bom yang begitu besar efek ledaknya. Menurut Jazir, cara-cara peledakannya yang begitu dahsyat itu teramat canggih untuk dilakukan umat Islam.
“Dari efeknya saja, saya tidak percaya itu dilakukan oleh ummat Islam”, kata Jazir saat dihubungi Hidayatullah.com melalui telepon di rumahnya. “Melihat jenis bom yang digunakan, itu bukan orang biasa. Tapi seorang yang pandai dan terlatih secara militer”, kata Jazir.
Di samping itu, masih menurut Jazir, indikasi yang cukup meragukan adalah bagaimana pelaku memilih lokasi peledakan. “Melihat lokasinya, ada kesan, pelaku sudah familiar dengan diskotik dan bar. Kalau itu dilakukan orang Islam, petugas semacam bar pasti tahu kalau yang datang orang yang baru dikenal dan tidak biasa ke sana,” tambahnya.
Jazir meminta pemerintah dan media untuk bijak dan berhati-hati mengambil kesimpulan. Apalagi, menurut Jazir, sejak lama, pemerintah selalu di bawah tekanan pihak asing untuk mengakui bahwa Indonesia adalah sarang teroris yang kemudian tidak pernah terbukti. “Dengan membuat kasus Bali ini, mereka ingin menyeret Indonesia di bawah mereka (Amerika)”, tambahnya.
Kepada umat, Jazir meminta agar terus berhati-hati menghadapi propaganda global yang sedang dilakukan pihak asing. “Kita sedang masuk propaganda global”, kata Jazir. Propaganda ini menurut Jazir terus dilakukan dengan cara mengabarkan kebohongan. “Kebenaran adalah kebohongan seribu kali”, ucap Jazir mengutip teori propaganda Hitler. “Jadi kalau kebohongan terus-menerus dipropagandakan —terutama oleh media—akhirnya masyarakat akan menganggapnya sebagai kebenaran,” tandasnya. (Cha/sma)