Berangkatlah ke Arafah, karena pada hakikatnya setiap kita telah mendapat panggilan Nabi Ibrahim alaihis-salaam sejak dilahirkan. Apapun agama kita. Bagi yang belum berangkat tahun ini mintalah kemudahan Allah untuk berangkat tahun depan. Agar bisa merasakan dahsyatnya gladi resik Padang Mahsyar.
Meskipun jutaan orang berkumpul dengan seragam dua helai kain putih, Arafah masih terlalu kecil dan enteng dibandingkan Padang Mahsyar. Wukuf di Arafah kurang dari 12 jam. Di Padang Mahsyar 50.000 tahun, yang seharinya setara dengan seribu tahun dunia.
Di Arafah sebagian dari kita berada di atas karpet tebal dalam tenda sejuk ber-AC. Di Padang Mahsyar matahari hanya sejengkal di atas kepala kita, tanpa kecuali. Di Arafah sebagian dari kita berkumpul bersama isteri, suami, ayah, ibu, anak-anak, atau teman sendiri.
Di Padang Mahsyar setiap orang lupa akan orang lainnya, cemas pada keselamatan diri sendiri. Di Arafah kita berdoa, berdzikir, dan menangis, lalu berakhir dengan kebahagiaan untuk beranjak ke Muzdalifah. Di Padang Mahsyar kita tegang, cemas, dan takut ribuan tahun lamanya menunggu selesainya antrean mahapanjang pengadilan. Belum tentu pula berakhir dalam kebahagiaan. Mungkin kita beranjak ke tempat yang aman, mungkin juga ke tempat yang amat menyengsarakan.
Jadi urusan apa di dunia yang lebih penting dari mengumpulkan bukti sebanyak mungkin untuk memenangkan pengadilan akhirat?
Setelah semua urusan pribadi habis dimunajatkan, berkenanlah saudara-saudara yang berada di Arafah mendoakan bangsa dan negeri ini.
Mintakan kepada Allah Baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafuur Negeri sentosa yang dilimpahi ampunan Allah yang rakyatnya beriman dan hanya menyembah Allah yang pemimpinnya amanah dan menjauhi sifat khianat bila para pemimpin yang sekarang sudah terperangkap sifat khianat kepada rakyat agar dimudahkan kejatuhannya digantikan oleh orang-orang yang hanif dan tidak gila harta yang kekuasaan hanya dipakainya untuk beribadah memperbaiki nasib rakyatnya bila para penjahat masih menguasai harta negeri ini agar dimudahkan kelumpuhannya, dipindahkan kekuasaan itu kepada orang-orang yang akan menyejahterakan rakyat bila para perampok terus menjarahi kekayaan bangsa ini agar dibangkitkan kekuatan perlawanan yang akan memburu mereka semua sampai ke liang kubur bila semua itu belum dianggap cukup menangislah saja menangislah sejadi-jadi meraunglah letakkan kening di tempat sujud mintalah kepada Allah agar membangkitkan kekuatan orang-orang Mumin di negeri ini satukan mereka dalam shaf yang rapi gerakkan mereka dalam al-Haq mintalah Allah menyegerakan janji-Nya karena bila al-Haq ditegakkan yang bathil segera roboh sendiri. dan jangan berhenti menangis sampai matahari terbenam. Sesudah itu pulanglah ke tanah air. Mari bergabung, bergerak bersama, bertakbir bersama.* Sumber: Hidayatullah Newsletter (http://groups.yahoo.com/group/hidayatullahnews/) ———————- Ikuti milis Hidayatullah.com dengan mengirim email kosong ke: [email protected]