Penyanyi dangdut Rhoma Irama akhirnya mengklarifikasi sikapnya terhadap penyanyi xxx, asal Pasuruan, Jawa Timur. Klarifikasi itu berkaitan dengan sikap Gus Dur yang ikut membela sang penyanyi tersebut dan mengecam Rhoma karena dianggap melanggar kebebasan ekspresi orang. Bertempat di Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (2/5) malam, Rhoma menenui mantan Presiden Abdurrahman Wahid. Gus Dur datang ke Kantor PBNU sekitar pukul 19.00, sedangkan Rhoma datang satu jam kemudian. Pertemuan itu adalah untuk mengklarifikasi soal dua pertemuan antara si xxx dan Rhoma di Studio Soneta di Depok, Jawa Barat, yang berbuntut kontroversi panjang. Dalam pertemuan yang dipandu bekas penasihat Gus Dur pada saat menjadi presiden, Ahhie Massardi, Rhoma mengaku tidak mempunyai pretensi, tendensi, dan maksud lain dalam wejangannya kepada si penyanti. Rhoma juga mengaku marah kepada para penyanyi erotis bukan atas nama “Rhoma” tetapi karena Allah SWT. Menanggapi pernyataan Rhoma tersebut, Gus Dur menyatakan bahwa dirinya setuju jika goyangan si xxx dihentikan. Sementara itu, kalau si xxx tetap ingin eksis di musik dangdut, Gus Dur menyatakan bahwa dirinya akan mendukung. “Karena goyangan yang dilakukan oleh xxx itu bisa membuat moral bangsa ini rusak, ada baiknya xxx memperbaiki cara dia bergoyang,” ungkap Gus Dur. “Kalau xxx ingin terus, saya tetap mendukung. xxx boleh terus selama Mahkamah Agung diam. Saya akan diam,” sambungnya. Pernyataan Gus Dur ini berubah 180 derajat dari pernyataannya semula yang mengatakan untuk mendukung kebebasan ekpresi dalam bergoyang erotis. Sebelumnya, Rhoma menengarai ada orang-orang tersembunyi yang sengaja memancing air dalam kasus erotisme di media massa. Salah satunya dengan cara memanfaatkan Gus Dur untuk melegitimasi erotisme (wpd/sp/jp/cha)