Hidayatullah.com–Setelah sempat terombang-ambing dalam ketidakpastian, pembangunan proyek prestisius tersebut resmi dimulai. Itu ditandai oleh pemancangan tiang pertama oleh Presiden Megawati Soekarnoputri, kemarin, di Desa Tambak Wedi, Kecamatan Kenjeran, Surabaya. Langkah serupa juga dilakukan Mega di Desa Sekarbungo, Bangkalan, Madura. Mega meminta Depkimpraswil mempercepat proses pembangunan jembatan Suramadu ini dari rencana semula empat tahun menjadi tiga setengah tahun. Jika pembangunan proyek tersebut bisa selesai lebih cepat, ujarnya, masyarakat akan sangat diuntungkan. “Tapi tentu penyelesaian jembatan ini menjadi tanggung jawab pemerintahan baru hasil pemilu mendatang,” katanya. Mega meminta para bupati di Pulau Madura agar mempercepat program nasional sertifikasi tanah, menyusul dimulainya pembangunan jembatan Suramadu ini. Dia mengingatkan, belakangan ini makin banyak saja masyarakat luar Madura yang ‘mengintip’ kepemilikan tanah warga setempat. Justru itu, dia merasa perlu mengingatkan soal pentingnya sertifikasi tanah. “Saya tidak akan merasa gembira jika kelak Madura tinggal pulaunya saja, sementara masyarakatnya tersingkir,” ujar Mega. Semula Mega yang didampingi suaminya Taufik Kiemas, Menko Perekonomian Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, dan Menkimpraswil Soenarno tidak dijadwalkan menyampaikan sambutan. Namun ternyata kemudian dia spontan berpidato di hadapan para undangan. Jembatan Suramadu dirancang membentang sepanjang 5.438 meter dan lebar 30 meter. Pembangunan proyek tersebut menelan biaya senilai Rp 2,9 triliun. Dana tersebut berasal dari APBN, APBD, dan modal PT Jasa Marga. Gagasan tentang pembangunan jembatan Suramadu ini sudah dilontarkan Prof Sedyatmo – penggagas teknologi konstruksi cakar ayam – pada tahun 1960. Gagasan tersebut kemudian dikembangkan lagi oleh Muhammad Noer pada saat menjabat Gubernur Jatim pada 1970-an. Tapi langkah pasti menuju pembangunan jembatan Suramadu ini ternyata terus terombang-ambing dalam ketidakpastian. Itu terutama terkait dengan masalah pendanaan. Terakhir, menurut rencana, awal pembangunan proyek tersebut dilakukan Maret tahun lalu. Rencana tersebut ternyata urung karena kendala dana belum benar-benar terpecahkan, di samping teknis pembebasan tanah belum tuntas. Menurut Menkimpraswil Soenarno, selain jembatan Suramadu, pemerintah pusat sudah menetapkan pembangunan jembatan Sumatera-Jawa dan Jawa-Bali. Tetapi karena dianggap jauh lebih penting, pembangunan jembatan Suramadu kemudian diprioritaskan. Pembangan jembatan yang telah direncanakan semenjak pemerintahan Habibie ini mengalami tersendat beberapa kali. Sebagaian kalangan, tertutama ulama setempat sempat menolak rencana ini. Mereka khawatir, dengan dibukanya Suramadu, bukan justru membuat dampat baik, tapi justu meningkatkan makasiat Jembatan Suramadu diharapkan membuka keterisolasian wilayah Madura, di samping mengalihkan fungsi-fungsi aktivitas sosial-ekonomi dari Surabaya, Sidoarjo, dan Mojokerto ke Pulau Madura. Pertumbuhan industri di pulau garam itu juga diharapkan bisa distimulasi melalui keberadaan jembatan Suramadu ini. Kunjungan kerja Mega di Surabaya ini diwarnai aksi unjukrasa di Gedung Negara Grahadi Surabaya. Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Surabaya Agus Dwiyanto bahkan sempat ditangkap aparat Polresta Surabaya Selatan. (sk)
Megawati Resmikan Pembangunan Suramadu
Ikuti Kami
Terpopuler
Terbaru
- Kapan Anda Membutuhkan Konsultan Pajak?
- Longsor di Bangladesh Pengungsi Rohingya Jadi Korban
- Sebar Rumor Brigitte Macron Dulunya Lelaki, Dua Wanita Dihukum Denda
- Rusia Usir 6 Diplomat Inggris dengan Tuduhan Spionase dan Sabotase
- Perceraian di Attambua Didominasi Usia Muda dan Judi Online
- Pamitan, Menlu Retno Marsudi: Jangan Pernah Tinggalkan Palestina Berjuang Sendirian
- Berencana Membunuh Tentara Jerman Warga Suriah Ditangkap
- Jepang Siapkan Makan Siang Halal untuk Siswa Muslim
- OJK: Generasi Z dan Milienial Penyumbang Kredit Macet akibat Pinjol
- Disebut Hoaks, PCNU Bandung Menolak Presidium Muktamar Luar Biasa NU