Sabtu, 30 Juli 2005
Hidayatullah.com–Aliansi Masyarakat Madani untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan kembali mendesak Majelis Ulama Indonesia (MUI) mencabut semua fatwa yang memandang Ahmadiyah sebagai aliran sesat. Desakannya kali ini, AMM mengajak mantan Ketua PB NU, Abdurahman Wahid alias Gus Dur.
Selain Gus Dur, beberapa anggota AMM, yang kebanyakan aktivis Islam Liberal yang ikut mendesak itu adalah; Dawam Raharjo, Johan Effendi, Syafii Anwar, Ulil Absar Abdalla, Pangeran Jatikusuma (penghayat Sunda Wiwitan), Romo Edi (KWI), Pdt Winata Sairin (PGI) tersebut dikemukakan di gedung PBNU, Jakarta, Jumat (29/7).
Pernyataan aktivis Islam Liberal itu katanya, untuk menyikapi aksi kekerasan yang menimpa Jamaah Ahmadiah Indonesia (JAI) di Parung, Bogor beberapa waktu lalu oleh sekelompok umat Islam serta masih berlangsungnya ancaman terhadap anggota JAI dalam menjalankan keyakinannya belakangan ini.
"Saya menolak sekeras-kerasnya sikap seperti itu. Ini bukan negara Islam tapi negara nasional. Jadi ukurannya hukum nasional," kata mantan Ketua Umum PBNU Gus Dur dalam kesempatan yang juga dihadiri salah seorang anggota JAI, Lamaradi.
Menurut Gus Dur, dalam negara Indonesia yang bukan negara Islam maka yang berwenang menentukan benar atau salah adalah Mahkamah Agung (MA), bukan MUI, karena itu dia mendesak MA segera mengeluarkan keputusan soal Ahmadiah.
Dawam Raharjo juga tak kalah ikut menyalahkan MUI. Tindakan kekerasan terhadap warga JAI yang merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia, terutama soal hak menjalankan keyakinan, bersumber dari fatwa MUI.
Namun, KH. Ma’ruf Amin tetap mengatakan tidak akan mencabut fatwa Ahmadiyah yang sesat. MUI, katanya tidak bermaksud melarang orang menjalankan keyakinan, termasuk Ahmadiah. Namun, karena kelompok itu mengatasnamakan Islam maka tentu MUI harus mengeluarkan fatwa. "Karena ini menyangkut syariat," katanya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
MUI adalah institusi agama yang sangat berkempetan mengeluarkan fatwa soal agama Islam di Indonesia. Apalagi keanggotaan dari majelis itu memrupakan representasi wakil-wakil organisasi Islam yang berpengaruh. Diantaranya wakil NU, Muhammadiyah, DDII, Persis dan wakil-wakil institusi pondok-pesantren se Indonesia.
Sebelumnya, pihak AMM juga mencatut nama adik kandung Gus Dur, Ir. Sholahuddin Wahid seolah-olah mendukung Ahmadiyah. Namun, mantan pengurus PB NU ini jutsru menolak keras dirinya dianggap membela Ahmadiyah. "Saya bahkan yang menolak keras, " ujar nya ketika dikonfirmasi hidayatullah.com. (ant/hid)