Hidayatullah.com–Kisruh di tubuh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) belum juga mereda, Senin (17/11/2003), 46 Kyai dari daerah Tapal Kuda, Jawa Timur, menyatakan keluar dari partai berbasis NU itu. Mereka kecewa dengan keputusan DPP PKB tanggal 4 November lalu, yang membekukan Dewan Syuro DPC PKB Situbondo. Seperti disiarkan Indosiar kemarin, sedikitnya 46 Kyai berpengaruh di Jawa Timur, terutama di wilayah Tapal Kuda sampai di Wilayah Pantura dan Madura, sejak 14 November lalu, menyatakan keluar dari PKB. Mereka mengaku sangat kecewa atas keputusan DPD Jawa Timur dan DPP PKB, yang telah mengeluarkan keputusan membekukan Dewan Syuro DPC PKB Situbondo tanpa alasan yang jelas pada 4 November lalu. Para Kyai ini menilai pembekuan Dewan Syuro DPC PKB Situbondo telah menyalahi aturan partai. Dua alasan yang dijadikan patokan, yaitu DPC Situbondo tidak bisa menyelesaikan konflik interen dan disfungsi organisasi yang merugikan partai, dinilai tidak masuk akal. Menurut As’ad, selain keluar dari PKB, mereka akan mengugat PKB secara hukum. Sementara manyangkut suara pemilih, As’ad belum menentukan partai mana yang akan dijadikan pilihan Bulan September lalu, sekitar 100 kiai NU berpengaruh berkumpul di Pondok Pesantren Raudatul Ulum, Desa Sumberwringin, Kecamatan Sukowono, Jember, Jawa Timur guna membahas sikap PBNU terhadap konflik di tubuh Partai Kebangkitan Bangsa. Puncaknya, kemelut di tubuh PKB ini mengantarkan pertemuan 1.000 kiai yang berlangsung di Pondok Pesantren Assidiqiyah, Jakarta, pada tangga 23 Oktober lalu yang memunculkan isu penolakan terhadap Gus Dur sebagai calon presiden dari PKB. Konflik di tubuh PKB mencuat ke permukaan setelah PKB akan mereposisi Syaifullah Yusuf dari jabatannya sebagai sekretaris jenderal partai. Kemarin, Senin, (17/11) seperti dikutip harian Surya, sekitar 100 fungsionaris PKB Kabupaten Probolinggo, dikabarkan keluar dan pindah ke Partai Kejayaan Demokrasi (PeKaDe) pimpinan Matori Abdul Djalil. Mereka terdiri para pengurus PAC (Anak Cabang). Dari 24 PAC, hanya PAC Paiton tak hadir. Sementara dari 23 PAC hadir 4 – 6 orang. Selain itu, terlihat ulama fungsionaris PKB yang masih aktif, yakni Ketua Dewan Syuro PAC Maron, KH Nurcholis. Juga beberapa ulama pernah duduk di DPC PKB. Dari Dewan Syuro DPC terlihat KH Maksum, KH Amin Fathullah dan KH Masrukin. Dari Dewan Tanfidz tampak KH Fauzi Saleh dan KH Umar Arief. (is/sy/cha)