Hidayatullah.com–Entahlah, ini benar-benar sumbangan tulus atau berbau politis. Yang jelas, Senin (9/8), kemarin, melalui Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Drs. Chaerul Rasjid, Kapolri Jenderal Pol. Da?i Bachtiar dikabarkan memberikan bantuan perlengkapan alat shalat pada para santriwan-santriwati Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Surakarta. Bantuan yang dikemas dalam delapan bungkus tersebut diterima langsung oleh Ketua Yayasan Pesantren Al Mukmin, KH Farid Makruf di hadapan santri-santri di ruangan masjid Al Mukmin Ngruki. Kapolda berharap tali asih tersebut makin merekatkan tali persaudaraan diantara mereka. Kapolda juga membantu karpet masjid dan lima buah komputer untuk pesantren Al Mukmin Ngruki. “Tadi saya lihat, para santri salatnya beralas lantai. Jadi nanti agar tidak kedinginan, Polda akan membantu karpetnya. Dalam minggu ini sudah harus ada biar para santri sholatnya juga nyaman,” kata Kapolda seperti dikutip Tempointeraktif. Dalam kesempatan itu, Chaerul juga menegaskan, kedatangannya ke pesantren itu merupakan upaya untuk mempererat persaudaraan dengan seluruh penghuni pesantren Al Mukmin Ngruki. “Pesantren ini punya potensi besar. Para santri merupakan tunas bangsa masa depan. Kami ingin terus menjalin silaturahmi dengan penghuni disini. Siapa tahu diantara kalian ada yang jadi petinggi Polri,” ujar Kapolda. Sementara itu, KH Farid Makruf menyatakan terima kasih atas kunjungan Kapolda yang mau melihat sendiri kondisi pesantrennya. Ia juga menitipkan terima kasih untuk Kapolri atas tali asih tersebut. Dalam kesempatan itu, Farid Makruf juga mendoakan karier Kapolda makin terus meningkat. “Siapa tahu setelah berkunjung ke sini, kariernya makin meningkat jadi Kapolri,” ujarnya. Sebagaimana diketahui, Al Mukmin, Ngruki merupakan pesantren yang terus-menerus disudutkan dengan berbagai isu terorisme. Ustadz Abubakar Ba’asyir, yang juga salah satu pemimpin Al-Mukmin, Ngriki, terus diburu dengan alasan-alasan terorisme oleh aparat. Beberapa tahun lalu, seorang perwira tinggi polisi polisi bahkan mengusulkan agar pondok pesantren ini ditutup. Tak heran jika sebagaian orang menilai bantuan ini hanya berbau politis. (ti/cha)