Hidayatullah.com–Radio kebanggaan masyarakat Banda Aceh, Radio Baiturrahman akhirnya mengudara lagi, Selasa (25/1/05) dengan frekwensi 98,5 FM, setelah selama sebulan tidak menjumpai pendengarnya. Berkat bantuan dari Wakil Presiden Yusuf Kalla berupa seperangkat alat siaran dan pemancar akhirnya Radio Baiturrahman bisa mengudara kembali.
Ketika berlangsung gelombang tsunami, seluruh perangkat siaran, tower pemancarnya hilang dan kantor yang terletak satu kilometer dari Masjid Baiturrahman temboknya jebol dihantam gelombang. Bahkan tiga personilnya meninggal yang sampai sekarang belum ditemukan.
Radio Baiturrahman mengudara berkat dukungan berbagai elemen Islam, antara lain; Hidayatullah, Ikatan Khatib Aceh, Dewan Dakwah Indonesia dan BKPRMI. Khusus acara berita dan perkembangan dunia Islam, Radio Baiturrahman akan bekerja sama dengan Hidayatullah.com yang mensuplai berbagai berita di tanah air dan luar negeri.
Saat ini Radio Baiturrahman mengudara empat kategori acara yaitu; news, hiburan, siraman ruhani dan ritual. Untuk sementara radio ini mengudara dari jam 05.00 pagi hingga selesai shalat isya’
Bagi masyarakat Aceh, keberadaan Radio Baiturrahman sangat vital karena selama ini selalu menjadi patokan penentuan waktu-waktu shalat.
“Sejak Radio Baiturrahman tidak melakukan siaran kami sering bingung kapan kami harus mengumandangkan adzan,” kata Marzuki, Ketua Remaja Masjid Baitul Kirom, Peuniti, Banda Aceh.
Salah satu acara yang sangat digemari masyarakat Aceh adalah halaqah. Acara ini merupakan majelis taklim di Masjid Baiturrahman yang disiarkan secara langsung ke seluruh Banda Aceh melalui Radio Baiturrahman. Saat ini acara yang sering ditunggu masyarakat ini diisi oleh da’i-da’i Hidayatullah yang ditugaskan sebagai relawan di Banda Aceh.
“Bedanya, acara halaqah saat ini masih dikumandangkan dari studio, karena jumlah jamaah maghribnya masih sedikit. Kami baru akan mengudara pekan depan dan akan menyiarkan secara live dari ruang utama masjid” kata Syahrul, salah seorang produser.
Selain mengisi acara berupa siraman ruhani, relawan dari Hidayatullah juga akan mensuplai berita untuk Radio Baiturrahman terhadap berbagai peristiwa yang terjadi di Aceh, koleksi nasyid dan melakukan siaran di studio.
“Kami suplai nasyid agar Radio Baiturrahman tidak didominasi oleh lagu-lagu dangdut,” kata Ust. Dzikrullah yang ikut memberikan koleksi nasyid-nasyidnya.
Sebelum tsunami Radio Baiturrahman menempati peringkat pertama dari radio-radio komersial di Aceh. Saat ini siaran Radio Baiturrahman dapat diterima dari radius 40 kilometer. (Har/cha)