Hidayatullah.com–Menyusul berbagai protes masyarakat dan termasuk di milis-milis menyangkut kejadian grup Dewa saat tampil di acara eksklusif Trans TV berjudul "DEWA Live On Air" pada 10 April lalu, salah satu personel Dewa, Ahmad Dhani, mengatakan, dirinya membela dengan mengatak tak menginjak-injak tulisan Allah.
"Saya tidak menginjak-injak tempat itu," kata dedengkot Dewa, Dhani Ahmad, dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (22/4).
Pernyataan Dhani tersebut terkait dengan tuduhan di sebuah suratkabar Ibukota bahwa Dewa dalam penampilan itu beraksi di atas karpet dengan gambar kaligrafi Allah.
Menurut Dhani, kaligrafi itu adalah logo yang digunakannya untuk sampul depan album "Laskar Cinta", dan mengakui dirinya terinspirasi tulisan tersebut yang pernah dilihatnya dalam satu kesempatan.
"Logo itu saya yang buat. Personil Dewa yang lain tidak tahu dan menerima saja, bahkan mereka semua tidak mengerti kalau itu kaligrafi Allah," ujarnya.
Penampilan kontroversial Dewa dalam acara Trans TV itu sendiri mendapat protes langsung ketika pada lagu ke-4 ada telepon dari Ustad Wahfiudin yang meminta pihak stasiun televisi menghentikannya.
Setelah manajemen Trans TV dan manajemen Dewa berembug, akhirnya karpet pengalas panggung pun ditutup dengan karpet warna hitam. Itu dilakukan selain untuk menutup kesalahan, juga antisipasi terhadap peringatan Ustad Wahfiudin tentang adanya ancaman penyerbuan dari kelompok Front Pembela Islam (FPI).
Selanjutnya, pada malam itu juga diadakan pertemuan antara manajemen Dewa dengan Ustad Wahfiudin, dimana pihak Dewa Band dan tim kreatif Trans TV meminta maaf karena ketidakpahaman mereka tentang logo Bintang Bersudut Delapan yang mengandung unsur kaligrafi Allah.
Esok harinya (11/4), beredar luas surat elektronik (e-mail) pada sejumlah "mailing list" berjudul DANI DEWA ANTEK ISRAEL MENGINJAK-INJAK ALLAH". Pada tanggal 12 April tulisan itu dimuat di halaman depan Harian Republika, dilanjutkan dalam segmen Horison koran tersebut edisi 17 April dengan tulisan berjudul "Laskar Cinta Sensasi Kebablasan Dewa".
Manajemen Dewa pun menggunakan hak jawab dengan mengirim tulisan "Oase Bersama Laskar Cinta", dimuat dalam edisi 20 April.
Acara jumpa pers ditutup dengan pernyataan Dewa yang sekali lagi meminta maaf dan menyesal atas terjadinya kasus tersebut.
"Saya, Dhani Ahmad, Once, Andra, Yuke, Tio, atas nama Dewa meminta maaaf atas kecerobohan yang tidak kami sengaja, yang mungkin menyakitkan sebagian umat Muslim," kata Dhani. Kasus yang menimpa group musik asal Surabaya ini bukan yang pertama kali. Sebelumnya, berbagai kemelut di tubuh grup itu sudah kerap terjadi.
Kepada Hidayatullah.com hari Senin lalu, Ketua Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus PP Muhammadiyah, Ust. Yunahar Ilyas mengatakan, "Sebaiknya siapapun harus memperhatikan perasaan mayoritas umat. Apalagi jika kegiatan mereka sudah di wilayah publik. Dalam wilayah seperti itu, moralitas publik juga harus ditampilkan dan jangan hanya beralasan seni. Sebab mereka bukan sedang latihan." (Ant/wpd/hid/cha)