Kamis, 4 Agustus 2005
Hidayatullah.com– Sejumlah ormas Islam dan pondok pesantren mengirimkan surat dukungan ke redaksi hidayatullah.com sejak hari Rabu, 3 Agustus 2005 kemarin. Sejumlah dukungan itu antara lain sebagai bentuk solidaritas terhadap para ulama, khususnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) pasca keluarnya 11 fatwa yang membuat beberapa kelompok tersengat.
Hingga dini hari tadi, redaksi hidayatullah.com masih menerima kiriman press release dari sejumlah ormas Islam yang isinya memberikan dukungan atas keluarnya fatwa MUI. Umumnya, mereka bereaksi positif dan mendukung langkah MUI.
Beberapa ormas itu diantaranya; Forum Penyelamat Umat (FUI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), pesantren Hidayatullah dan sejumlah pesantren besar di Jawa Timur. Selain itu, kirim surat pembaca dari berbagai lapisan umat tak kalah banyaknya.
Dukungan ormas Islam dan kalangan pesantren ini, nampaknya muncul sebagai reaksi beberapa kelompok yang sebelumnya meminta MUI mencabut fatwanya.
Dalam pernyataan pers nya, Lembaga Penegakan Akidah Umat (LPAI) dengan tegas mendukung fatwa yang yang dikeluarkan MUI. Dalam keterangan yang ditanda-tangani KH. Luthfi Bashori, LPAI mengeluarkan 5 maklumat. Diantaranya Mendukung pengeluaran fatwa aliran sesat agar tidak membingungkan umat.
LPAI juga menyebut kelompok-kelompok pengecam MUI, diantaranya Abdurahman Wahid, Dawam Rahardjo, Syafi’i Anwar dan Ulil Abshar Abdalah sebagai kelompok yang telah mengalami kesesatan dalam berfikir.
Selain LPAI, beberapa elemen Islam, misalnya Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) dan Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya juga menyatakan dukungannya.
Pengasuh Hidayatulllah Surabaya, Ustad Ainur Rofiq, dalam pernyataan persnya mengecam sikap Ulil Abshar dan kawan-kawanya yang dianggapnya menghina para ulama di seluruh Indonesia dengan mengatakan bodoh dan tolol.
Sebagaimana diketahui, sejumlah kelompok sempat kebakaran jenggot setelah keluarnya 11 fatwa MUI yang mengatakan, pluralisme, Islam Liberal dan sekularisme adalah haram.
Bahkan tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil Abshar Abdalah, dalam sebuah wawancara di stasiun TV swasta sempat mengatakan dengan nada melecehkan, bahwa ulama adalah orang-orang yang bodoh dan tolol.
Sebelumnya, di beberapa media massa, anggota Komnas HAM, Zumrotin menyebut MUI hanyalah kumpulan orang-orang swasta. Ahli ekonomi, Dawam Rahardjo, dalam wawancara di Gatra, edisi 6 Agustus 2005 mengatakan, "Saya beranggapan, yang sesat itu ya, majelis ulama itu, " ujar pengurus Muhammadiyah ini.
Selain LSM, media massa juga tak kalah ikut meramaikan. Kelompok media Kompas groups, beberapa hari ini bahkan sebagai media yang paling rajin mengutip tokoh-tokoh liberal di halaman utama untuk melawan pendapat MUI. Anehnya, tak memberikan ruang yang sama terhadap MUI atau kelompok pendukungnya.
Menariknya, kelompok-kelompok yang tersengat dan pengecam MUI itu adalah kelompok yang justru tidak begitu mengerti soal fiqh dan hukum Islam. Beberapa diantaranya yang paling reaktif, diantaranya adalah para pengacara, aktivis LSM dan anggota Komnas HAM.
Namun penghinaan terhadap para ulama ini kini mulai mendapatkan reaksi. Para organisasi Islam nampaknya mulai memasang badan dan ramai-ramai membela MUI. Menurut sumber yang layak dipercaya, hari ini, pesantren Lirboyo, Kediri, pesantren NU yang cukup berpengaruh, akan menggelar jumpa pers untuk menanggapi seputar reaksi beberapa pihak pasca keluarnya fatwa MUI itu.
Jika beberapa saat yang lalu para aktivis Islam Liberal menuduh fatwa MUI sebagai pemicu kekerasan, boleh jadi, penghinaan mereka terhadap para alim-ulama itul dikhawatirkan akan memunculkan kekerasan. (cha)