Hidayatullah.com–Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, berjanji membuang hukuman cambuk bagi tenaga kerja Indonesia jika ia berhasil mendongkel pemerintahan Ahmad Badawi. Jika terpilih pada pemilihan Perdana Menteri (PM) 16 September nanti, pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim berjanji akan menyelesaikan semua persoalan dengan Indonesia.
Anwar mematok batas waktu 16 September untuk bisa merebut kursi perdana menteri. Ia percaya, hukuman cambuk tidak manusiawi dan melanggar perikemanusiaan. Isu semacam ini, menurut Anwar, merupakan isu mendesak untuk disikapi.
“Berikan saya sedikit tempo, maka UU Hukum Cambuk akan kita tarik. Bagi saya itu tidak manusiawi,” kata Anwar. Hal itu disampaikan calon PM Malaysia itu di acara silaturahmi ICMI di Menara Bank Mega, Jl Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Sabtu (6/9) kemarin.
Anwar mengatakan, sebenarnya persoalan TKI di Malaysia bukan persoalan mendesak. Selama ini, kata dia, sering terjadi miss komunikasi antara pemerintah Malaysia dan Indonesia. “Saya Insya Allah urusan dengan Indonesia dapat kita selesaikan dengan baik,” ujarnya dalam keterangan pers usai silaturahmi dengan ICMI di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan.
Strategi menghapus hukuman cambuk, ujar Anwar, merupakan upaya untuk menciptakan hubungan yang baik dengan negara tetangga. Selain itu, Anwar juga menjamin segala persoalan terkait persabatan Indonesia-Malaysia akan diselesaikan dengan baik di bawah kepemimpinannya.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua MPR AM Fatwa yakin Anwar akan memenuhi janjinya. Isu mengenai kebijakan terkait TKI menurutnya merupakan hal yang sangat penting.
“Itu isu yang sangat penting bagi Indonesia, kalau ada suatu kesepahaman antara pemimpin Malaysia yang berkuasa dengan pemimpin Indonesia, tidak akan terjadi polemik,” kata Fatwa.
Fatwa juga yakin, persoalan yang belakangan terjadi antara Indonesia dan Malaysia tidak akan terjadi. “Selama ini kita sering tersinggung dan terhina oleh pemerintahan Malaysia sekarang ini. Saya yakin, dia (Anwar) akan bisa menciptakan hubungan yang lebih baik dengan Indonesia,” ujar Fatwa.
Sebelumnya, Anwar mengaku tak gentar menghadapi kemungkinan adanya isu baru yang akan digulirkan pemerintahan PM Malaysia, Ahmad Badawi. Beberapa waktu lalu, mantan Deputi PM Malaysia itu diserang isu melakukan sodomi terhadap bawahannya. Menurut Anwar, pers Malaysia yang bekerja di bawah kendali pemerintah berkuasa, selalu memberitakan hal-hal yang menyudutkan dirinya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Bagi Anwar, media internasional termasuk Indonesia justru lebih banyak memberikan dukungan kepadanya. “Media Malaysia menjadikan saya orang paling jijik di dunia, dengan skandal seks, agen AS, alat China dan lain-lain. Tapi media internasional banyak membantu saya,” kata Anwar.
Meski demikian, Anwar mengaku akan tetap menghormati pers Malaysia seandainya ia berhasil merebut kursi perdana menteri dari genggaman Badawi. “Saya sebaik mungkin akan menghormati pers yang bebas,” tegasnya. [cha, berbagai sumber/hidayatullah.com]