Hidayatullah.com–Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Muhammad Ismail Yusanto menegaskan, latihan militer di Aceh sejatinya untuk persiapan ke Gaza, bukan untuk aksi terorisme, sebagaimana tuduhan polisi. Tapi, entah kenapa, kata Ismail, di pertengahan jalan latihan itu justru dibelokkan. Ismail menduga kuat jika latihan itu telah disusupi oleh polisi.
“Sebenarya, aksi di Aceh itu diinisiasi teman-teman Front Pembela Islam (FPI) untuk jihad ke Gaza, tapi di tengah perjalanan, karena disusupi dan ditengarai keras oleh Sufyan Sauri, jadi berbelok,” ujarnya ketika dihubungi hidayatullah.com Jumat (9/9) tadi.
Seperti pola sebelumnya, Ismail mengatakan, polisi juga melakukan tindakan tidak jauh berbeda. Pola tersebut seperti, infiltrasi, radikalisasi, provokasi, aksi kemudian mengarah pada stigmatisasi.
Ismail sendiri dengan tegas menyatakan, ustad Abubakar Ba’asyir (ABB) tidak terlibat dalam aksi terorisme tersebut. Hal itu Ismail simpulkan karena pengasuh Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Sukoharjo ini dari dulu memang tidak setuju dengan aksi terorisme seperti pengoboman.
Lebih jelas, dikatakan Ismail, dirinya pernah berbicara empat mata dengan ABB. Sikap ketidaksetujuan ABB terhadap terorisme tidak pernah berubah. Selain itu, ABB sendiri dinilai Ismail sebagai sosok yang ikhlas memperjuangkan penegakan syariat Islam.
Ismail mengatakan, penangkapan ABB itu dinilai HTI hanya untuk menyenangkan Amerika dan sekutunya. HTI sendiri tidak pernah percaya dengan slogan “War on terrorism”. Sebab, slogan itu dianggap HTI hanya alat justfikasi untuk menghancurkan umat Islam.
Namun, imbuh Ismail, setelah slogan itu dihembuskan, kini mulai bergeser ke isu pendirian negara Islam. Bahkan, sebelumnya sempat berhembus kabar pembunuhan Presiden. “Justru isu terorisme itu dibawa ke ranah politik,” katanya.
Polisi sendiri, menurut Ismail, sedang dalam sejumlah masalah pelik. Dugaan rekening gendut dan markus, kini sedang melilit institusi penegak hukum tersebut. Jadi, hal itu jadi pertanyaan besar Ismail. Besar kemungkinan, penangkapan ABB, hanya pengalihan isu semata. [ans/hidayatullah.com]