Hidayatullah.com—Dari berbagai elemen yang melakukan demo besar-besaran memperingati setahun pemerintahan SBY-Boediono, Rabu, (20/10) di depan Istana Merdeka, Jakarta, seperti HMI, IMM, Perhimpunan Rakyat Pekerja (PRP), juga terdapat elemen Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI). Dari pantauan hidayatullah.com di lapangan, aksi demo yang dilakukan masa KASBI cukup mengundang perhatian. Massa ini membawa kepala babi buatan yang diberi warna kuning. Di kepala hewan tersebut ditulis “Antek Neo-lib, “Rezim bandit”, dan kata-kata lainnya. Beberapa orang telanjang dada dicat kuning berjalan mengelilinginya. Dan, salah satu dari mereka ada yang memakai kalung salib. Masa ini juga membawa spanduk besar bertuliskan “6 tahun rezim neo-lib SBY-Boediono gagal. Sosialisme jalan sejati pembebasan rakyat pekerja”. Sultoni, Koodinator Lapangan (Korlap) KASBI, ketika ditemui hidayatullah.com di sela-sela orasi mengatakan, rezim SBY-Boediono telah gagal memerintah Negara, karena itu, KASBI menawarkan sistem sosialisme. “Tawaran kita, sosialisme jawaban dari masalah semua ini,” tegas Sultoni. Lebih lanjut, Sultoni mengatakan, hanya dengan sistem sosialisme akan tercipta masyarakat yang sejahtera. Hal itu bisa dipastikan dengan beberapa upaya, seperti pendistribusian kekayaan negara, rakyat bisa mengontrol semua kebijakan negara, dan semua hajat hidup masyarakat akan ditanggung dan dikontrol oleh negara. “Itulah prinsip-prinsip dari sosialisme,” kata Sultoni. Untuk mewujudkan hal itu, KASBI akan terus melakukan gerakan. Dan, aksi demo kali ini, ujar Sultoni, sebagai tindakan perlawanan politik. Tidak hanya itu, KASBI juga akan melakukan pendidikan dan propaganda ke seluruh lapisan masyarakat, dan melakukan pengorganisasian dan penyadaran bahwa hari ini rakyat yang harus melakukan perubahan. Jangan Dimanfaatkan Menanggapi sikap politik KASBI ini, Ketua Centre For Indonesian Communities Studies (CICS) Surabaya, Arukat Djaswadi, meminta agar mahasiswa berhati-hati terhadap gerakan kiri ketika melakukan aksi demo. Gerakan tersebut, ujat Arukat, sangat berbahaya. “Kalau gerakan (aksi demo) lemah, maka mereka akan menyuruh kelompok kanan maju ke depan dan mereka mundur ke belakang,” ujar aktivis antikomunisme ini ketika dihubungi hidayatullah.com, Kamis (21/10). Tetapi, lanjut Arukat, jika gerakan tersebut menang, maka mereka akan memegang seluruh kendali dan tidak memberikan tempat pada kelompok kanan. “Saya khawatir itu akan terjadi. Karena itu, para mahasiswa harus cerdas dan lebih hati-hati. Jangan mudah dimanfaatkan,” pesannya. Lebih lanjut, Arukat mengatakan, gerakan seperti itu (sosialisme) akan terus berlanjut. Mereka akan terus berusaha melakukan gerakan apapun agar keberadaan mereka diakui, baik secara de facto dan de jure. [ans/hidayatullah.com]