Hidayatullah.com–Ratusan ilmuwan Indonesia yang berada di luar negeri dalam waktu tak lama akan segera “pulang kampung”. Mereka akan bertemu di tanah kelahiran guna memberi masukan masalah bangsa dalam sebuah ajang bernama “International Summit 2010”.
Acara yang merupakan kerja sama antara Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I4) dengan Kemendiknas RI ini rencananya akan dilaksanakan pada 16-19 Desember mendatang.
“Kegiatan ini mempertemukan ilmuwan Indonesia di seluruh penjuru dunia dan pemangku kepentingan di Indonesia, didukung penuh Komite Inovasi Nasional dan Komite Ekonomi Nasinal,” kata Willy Sakareza dalam jumpa pers di kantor Kementerian Pendidikan Nasional, Selasa (14/12).
Para ilmuwan Indonesia ini, nantinya akan dipertemukan dengan ilmuwan lokal, pengusaha dan pejabat pemerintah untuk membicarakan langkah strategis pembangunan bangsa, melalui pengembangan sumber daya manusia.
Beberapa ilmuwan Indonesia yang dipastikan hadir dalam kegiatan ini adalah; Prof Iwan Jaya Aziz dari Cornell University, Prof Dr Ken Soetanto dari Waseda University, Prof Juliana Sutanto dari ETH Zurich, Prof Yow Pin Lim dari Brown University, Prof Nelson Tansu dari Lehigh University. Prof Deden Rukmana dari Savannah State University, Prof Darwis Khudori dari Le Havre University, Prof Khoirul Anwar dari Japan Advanced Institute of Science and Technology.
Iwan Jaya Aziz, misalnya, adalah putra asli Surabaya. Ia adalah anak pasangan pendiri Harian Surabaya Post, Abdul Azis dan Toety Amisutin Agusdina. Alumni Fakultas Ekonomi Unversitas Indonesia (UI) itu kini Guru Besar di Cornell University. Ia dikenal sebagai seorang ahli matematika ekonomi dan ekonomi regional.
Sama dengan Iwan Jaya Aziz, Ken Soetanto adalah pria kelahiran Surabaya. Ia dikenal sebagai profesor dan empat doktor dari sejumlah universitas di Jepang. Penemu konsep \”Soetanto Effect\” adalah orang berpengaruh di Waseda University, sebuah perguruan tinggi swasta terbesar di Jepang.
Sedang Nelson Tansu, pria kelahiran Medan 20 Oktober 1977, ini telah meraih 11 penghargaan dan memiliki tiga hak paten atas penemuan risetnya. Pada usia 25 tahun ia telah berhasil meraih gelar PhD di University of Wisconsin, Madison, dan kemudian langsung mengajar mahasiswa S-3.
Nelson, kini menjadi profesor di universitas ternama Amerika, Lehigh University, Pensilvania, dan mengajar para mahasiswa di tingkat master (S-2), doktor (S-3), bahkan post doctoral Departemen Teknik Elektro dan Komputer.
Sebegaimana diketahui, mereka adalah sebagian putra-putri terbaik Indonesia yang selama ini n memilih berkarir di luar negeri dan mengharumkan Indonesia melalui bidangnya masing masing.
Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I4) dibentuk di Gedung Museon, Den Haag, Belanda tahun tanggal 5 Juli 2009.
Setelah deklarasi kemudian dibentuk tim formatur yang akan bertanggung jawab dalam menyusun kepengurusan dan tindak lanjut dari organisasi ini. Tim ini telah terpilih secara aklamasi melalui persetujuan anggota forum Simposium Internasional. Nama-nama tersebut antara lain adalah Prof Yohanes Surya, Dr Nasir Tamara, Anies Baswedan, PhD dan perwakilan dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) yang mewakili dari masing-masing benua.[1-4/cha/hidayatullah.com]