Hidayatullah.com– International Summit 2010 yang diadakan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional diharapkan mampu meningkatkan kultur riset. Pernyataan ini disampaikan Prof Dr Nelson Tansu, ilmuwan asal Indonesia yang kini berkarya di Lehigh University, AS.
“Nantinya kita akan mengarahkan terutama pada pembangunan kultur riset, memaksimalkan potensi yang ada sehingga universitas di Indonesia bisa bersaing,” Nelson.
Sebagaimana diketahui, Sabtu kemarin, International Summit 2010 yang diadakan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional dibuka Wakil Presiden Boediono.
Sebanyak 61 ilmuwan Indonesia yang bekerja di berbagai sektor di luar negeri, sejak Kamis hingga Sabtu (18/12) bertemu di Jakarta untuk merumuskan kontribusi yang bisa diberikan untuk Indonesia. Banyak ilmuwan tersebut yang memiliki hak paten.
Saat ini sedikitnya ada 2.000 ilmuwan Indonesia berkualifikasi doktor bekerja di berbagai sektor di luar negeri. Meski demikian, yang tercatat data dasarnya sekitar 850 ilmuwan.
Menurut Wapres, ia memahami jika sejumlah ilmuwan Indonesia saat ini memilih untuk berkarya di luar negeri, baik di lingkungan perguruan tinggi, lembaga penelitian, maupun swasta asing. \”Kita tidak perlu menahan-nahan, ini proses yang alamiah. Kalau teman-teman masih merasa ingin mendapatkan sesuatu dari luar, dipersilakan, kecuali yang dapat beasiswa dari negara, penuhi dulu utangnya kepada negara,\” ujarnya.
Sebagaimana dimaklumi, banyak ilmuwan Indonesia yang tak kembali lagi ke tanah air setelah belajar di luar negeri. Umumnya, mereka enggan kembali ke tanah air karena merasa tidak memiliki lahan, tak ada kesempatan mengembangkan keilmuannya di Indonesia atau gaji kurang layak. [cha, berbagai sumber/hidayatullah.com]