Hidayatullah.com—Selama ini kelompok Ahmadiyah dan LSM liberal sering mengatakan kekerasan terhadap Ahmadiyah meningkat setelah keluarnya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). Tapi pernyataan itu dibantah oleh Ketua Komisi Fatwa MUI KH Ma’ruf Amin.
Menurut Kiai Ma’ruf, pernyataan seperti itu adalah sebuah pernyataan yang sesat dan menyesatkan.
“Dibilang katanya bentrok karena MUI, itu sesat dan meyesatkan,” ujarnya saat rapat dengar pendapat antara Komisi VIII dengan para Pemuka Agama di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (17/2).
MUI sendiri mengaku menyesal terjadinya tindakan anarkis dan tidak pernah mentolerir adanya kekerasan dan semua itu harus ditindak tegas.
Lebih jauh MUI mengatakan, bentrokan di Cikeusik, Pandeglang, Banten beberapa waktu lalu diduga adanya provokasi kepada warga. Warga yang terpancing kemudian terlibat bentrok dengan jemaat Ahmadiyah.
MUI berharap pemerintah mengusut bentrokan yang menewaskan tiga jemaat Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten beberapa waktu lalu. Namun MUI juga minta pemerintah mengusut provokator dalam bentrokan itu.
“Jangan cuma yang anarkis, tapi juga yang provokatif. Musabibul asbab atau ujung penyebabnya juga harus diungkap. Masa negara sebesar ini, DPR sebesar ini tidak bisa mengungkap,” pinta Ma’ruf.
Sebelum mengundang MUI, Komisi VIII DPR, belum lama ini juga mengundang petinggi jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI),sejumlah pemuka agama dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Di depan wakil rakyat, KH Ma’ruf Amin menegaskan, fatwa MUI soal ajaran Ahmadiyah adalah sesat karena mengakui adanya nabi sesudah Nabi Muhammad SAW. *
Foto: liputan6 SCTV