Hidayatullah.com — Semenjak terjadinya bentrok antara umat Islam dan Ahmadiyah di beberapa wilayah di Indonesia, media massa sering mengangkat jargon “Negara Jangan Kalah”. Jargon ini bahkan seolah ampuh menekan kelompok tertentu.
Komisioner Komnas HAM Dr Saharuddin Daming menilai hal itu adalah taktik baru tapi klasik dari kelompok tertentu untuk membenturkan negera dengan kelompok Islam, khususnya kasus penodaan agama.
“Statement itu sebetulnya tidak berdiri sendiri. Kalau kita pelajari historikalnya, itu kan istilah yang pernah dipakai Goerge Bush ketika terjadi peristiwa 11 September,” ujar Daming saat berbincang dengan hidayatullah.com belum lama ini.
Saat peristiwa 11 September, George Bush menyatakan negara dan dirinya tidak boleh kalah dengan serangan serangan terorisme. Inilah yang, kata Daming, kemudian disebar ke semua negara negara yang mengikuti kampanye Amerika untuk memerangi bandit bandit Negara yang disebut terorisme itu.
“Begitu pula apa yang disampaikan oleh Presiden SBY yang kemudian dibahasakan juga oleh media media,” tuturnya. Menurut doktor bidang hukum yang tunanetra ini, slogan ‘Negara Tak Boleh Kalah’ sering digunakan kalangan liberal ‘menekan’ kelompok Islam.
Daming menilai, seluruhnya itu tidak lain adalah taktik untuk merespon kondisi objektif bahwa mereka adalah kelompok yang terancam, sehingga Negara diberi bobot dengan mengompor-ngompori bahwa negara tidak boleh kalah. Harapannya agar negara berbenturan dengan kelompok kelompok mayoritas.
Istilah “Negara Jangan Kalah” tersebut dinilai sebagai permainkan kalangan tertentu dan yang dekat dengan Barat untuk memprovokasi negara-negara di luar Barat seperti Indonesia agar menggunakan kuasa negara untuk memberangus semua siapa pun yang dianggap mengancam eksistensi Barat. Negara-negara itu kemudian difasilitasi dengan berbagai banyak hal untuk memerangi kelompok kelompok yang dinilai mengancam keberadaan Amerika dan Barat.
Sayangnya, ujar Daming, petinggi-petinggi negara tidak menyadari sepenuhnya bahwa itu adalah bagian dari taktik dari pihak pihak tertentu untuk menjerumuskan negara ini berbenturan dengan rakyatnya sendiri demi mensukseskan proyek raksasa hegemoni Barat.*