Hidayatullah.com– Situasi di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua, berangsur kondusif. Sementara itu, sebanyak 175 warga Sumatera Utara (Sumut), Aceh, dan Riau yang mengungsi akibat kerusuhan di Wamena, tiba di Medan, Senin.
Untuk tiba di Medan, para pengungsi itu menempuh perjalanan 10 hari.
Para pengungsi yang didampingi Tim Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut berlayar dengan kapal laut dari Jayapura, Papua menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Kemudian mereka naik 8 bus menuju Medan.
Kedatangan mereka di ibu kota Sumatera Utara itu disambut Gubernur Sumut Edy Rahmayadi.
“Dari 175 pengungsi itu sebanyak 166 orang merupakan warga Sumut dan 5 asal Aceh Tenggara dan 4 warga Riau,” ujar Gubernur Edy di Medan, kutip Antaranews, Senin (21/10/2019) tengah malam.
Gubernur Edy menuturkan, setibanya di daerah asal, yang paling penting dipikirkan adalah kelanjutan pendidikan anak-anak.
Sehingga, kata Gubernur, semua pihak terkait harus membantu agar secepatnya anak-anak pengungsi itu bisa kembali bersekolah.
Selain itu, lanjutnya, diperlukan juga bantuan untuk meneruskan kehidupan lebih lanjut di daerah asal.
Gubernur Edy mengaku telah berkomunikasi dengan pemkab/pemkot yang warganya kembali dari Papua.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Riadil Akhir Lubis, menyebut bahwa data awal pengungsi yang minta dipulangkan berjumlah 264 orang. Namun kemudian berkurang, jadi 202 orang.
“Awalnya direncanakan pengungsi naik kapal hingga sampai Belawan, Medan. Namun kapal yang digunakan mengalami gangguan sehingga harus diperbaiki,” tuturnya.
Dengan kembalinya 166 orang lagi, maka warga Sumut yang minta dipulangkan dari Wamena sudah tak ada lagi.
Kata dia juga, ada satu keluarga yang turun di Jakarta karena hamil tua.
“Jumlah pengungsi akhirnya tinggal 175 karena ada yang turun di Jakarta 25 orang dan turun di Makassar 2 orang,” sebutnya.*