Hidayatullah.com–MER-C membenarkan Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT) adalah salah satu donatur untuk program pembangunan RS Indonesia di Gaza Palestina. Donasi yang sudah disumbangkan oleh lembaga pimpinan Ustadz Abubakar Baasyir (ABB) sampai dengan saat ini berjumlah Rp 300 juta.
“Donasi dikirimkan melalui transfer ke rekening MER-C khusus untuk program Pembangunan RS Indonesia,” demikian tulis MER-C dalam pernyataan pers yang dikirim ke redaksi hidayatullah.com, Senin (28/3) malam.
Menurut MER-C, dana sebesar Rp 300 juta diberikan JAT dalam dua tahap. Tahap pertama sebesar Rp 150 juta dikirimkan pada tanggal 14 April 2009, kemudian donasi tahap kedua dengan jumlah yang sama dikirimkan pada tanggal 14 Maret 2011.
Amanah kedua donasi itu adalah untuk program pembangunan RS Indonesia di Gaza yang saat ini sudah mencapai proses pengumuman pemenang tender.
MER-C menjelaskan, sebagai sebuah LSM yang independen, dana yang diterima MER-C untuk program pembangunan RS Indonesia semuanya murni berasal dari masyarakat Indonesia, baik itu perorangan, lembaga, institusi maupun perusahaan.
“Tidak ada bantuan (donasi) asing maupun bantuan (donasi) dari Pemerintah untuk program ini. Semua donatur dan masyarakat dapat mengecek donasinya di website MER-C karena laporan ini kami tampilkan secara transparan dan rutin di website MER-C,” tulisnya.
Karena semua dananya berasal dari masyarakat Indonesia, maka Rumah Sakit di Gaza diberi nama RS INDONESIA.
Ditambahkan, sebelumnya pemerintah RI berkomitmen untuk ikut membantu program pembangunan RS Indonesia di Jalur Gaza. Bahkan pada Juni 2010, Ketua DPR RI dan rombongan telah melakukan prosesi peletakan batu pertama di lokasi tanah RS Indonesia di Bayt Lahiya, Gaza Utara.
Namun ternyata pemerintah RI dinilai tidak menepati komitmen yang telah disepakati dalam MOU Pembangunan “Cardiac Center” dengan Islamic Development Bank (IDB) pada tanggal 7 Februari 2011 lalu.
Pemerintah berdalih bahwa alasan tidak jadi membangun RS Indonesia dan mengalihkan bantuan ke program yang lain dengan IDB adalah karena sulitnya lahan dan izin untuk RS. Padahal menurut MER-C, lahan dan izin untuk pembangunan RS Indonesia di Gaza sudah didapat MER-C sejak tahun 2009 yang merupakan waqaf dari Pemerintah Palestina di Gaza dengan luas mencapai 16.261 m2.
Meski demikian, MER-C mengatakan, dengan ataupun tanpa bantuan dana dari Pemerintah, lembaga ini tetap melanjutkan program pembangunan RS Indonesia.
Karenanya, sumbangan dari masyarakat Indonesia, termasuk dari JAT dan lainnya, dinilai sangat membantu program pembangunan RS Indonesia tersebut.*