Hidayatullah.com–Film “?” (baca: Tanda Tanya) garapan Hanung Bramantyo mendapat pembelaan. Berbeda dengan pendapat MUI, Johan Tjasmadi, Anggota Lembaga Sensor Film (LSF) menilai film produksi Mahaka Picture itu merupakan film yang baik.
“Saya kebetulan tak ikut menyensor. Tapi, secara jujur saya melihat film itu bagus. Film itu menampilkan sesuatu yang tujuannya untuk meralat anggapan orang non Muslim terhadap orang Muslim,” kata Johan kepada hidayatullah.com, Rabu (13/4) di Jakarta.
Johan mengakui jika dalam film “Tanda Tanya” memang terdapat adegan konflik umat beragama yang terlalu vulgar. Namun, jelas Johan, akhir dari film itu justru menampil tayangan yang menyejukkan.
“Pada ending-nya Ping Hen (salah satu pemeran) itu mengalami perubahan drastis, hingga mengucapkan dua kalimat syahadat,” jelasnya.
Untuk itu Johan berharap agar umat Islam tidak setengah-setengah menonton film tersebut.
“Kalau kita melihat film jangan melihat sepotong-sepotong. Tapi lihatlah secara keseluruhan. Apapun pertunjukan film pada akhir film, adegan kejahatan yang ditayangkan itu tidak benar,” papar Johan.
Syirik
Sebelumnya, KH A.Cholil Ridwan, Ketua MUI Bidang Budaya mengecam film garapan Hanung ini dengan menilai menyebarkan paham syirik.
“Film itu menyebarkan paham syirik modern (Pluralisme Agama), mendukung orang murtad dari Islam, menyatakan semua agama menuju Tuhan yang sama, mencampuradukkan antara tauhid dan syirik, antara iman dan kufur, dan berlebih-lebihan dalam menggambarkan konflik antar agama,” demikian disampaikan Cholil Ridwan, kepada redaksi hidayatullah.com, Kamis (07/4) malam.*