Hidayatullah.com—Sedikitnya enam orang lagi tewas oleh penembak tersembunyi (sniper), saat mengantar jenazah para korban demonstrasi yang tewas pada hari Jumat.
Menurut saksimata, orang bersenjata melepaskan tembakan dari atas atap, selagi puluhan ribu orang mengantar jenazah menuju ke pemakaman.
Sebelumnya, lebih dari 80 orang demonstran tewas hari Jumat, oleh orang berpakaian preman yang melepaskan tembakan dan gas airmata dalam demonstrasi besar di seluruh negeri.
Tak urung aksi penembakan orang mistirius ini dikecam keras oleh masyarakat internasional dan mempersalahkan pemerintah Suriah.
Makar asing
Sementara itu, dalam wawancara dengan hidayatullah.com, Dubes Suriah untuk Indonesia, Bassam Al-Khatib mengatakan, ada usaha tangan-tangan asing yang memperkeruh agar negaranya kacau-balau.
Menurutnya, pemerintahnya, yang dipimpin Bashar al-Assad adalah putra rakyat, mustahil baginya menembaki rakyatnya sendiri. Yang justru ditemukan pemerintahnya adalah adanya penembak-penembak bayaran yang dibiayai pihak asing.
“Presiden adalah “putra rakyat”, pemerintah adalah “putri rakyat”. Presiden memerintahkan untuk tidak menembak rakyat. Tapi yang terjadi di wilayah Banias, tentara Suriah justru terbunuh dan ditembak oleh orang tak dikenal.”
Lebih lanjut Al-Khatib menjelaskan, pihak pemerintahnya telah menangkap para pelaku dan mengakui sendiri di mana mereka mendapatkan dukungan dan pembiayaan dari luar Mereka ditugaskan untuk melepaskan tembakan secara membabi-buta terhadap para demonstran, dengan mengenakan mobil dan pakaian mirip aparat kepolisian. Sementara rakyat Suriah tidak paham apa yang terjadi.
Al-Khatib juga mengatakan, kamera berhasil menangkap gambar yang merekam jalanan di mana ada perusuh bayaran yang sengaja menembaki rakyatnya agar situasi di negaranya makin rusuh.
Menangagapi pemberitaan di media, Al-Khatib tidak kaget. Meski demikian ia ingin masyarakat paham bila gelombang berita negatif tentang negaranya tak lain karena adanya monopoli media Barat yang secara sengaja tak menginginkan Suriah tenang di bawah Islam.
“Siapa yang punya media-media besar. FOX, CNN, saham di BBC, siapa yang punya? Merekalah yang menulis cerita berlebihan tentang apa yang terjadi di Suriah. Mereka adalah Amerika Serikat dan Barat yang dimenej oleh Israel. Israel adalah musuh Suriah yang menjajah sebagian tanahnya, dan terus berupaya menyerang Islam dan tempat-tempat sucinya, menyerang siapapun yang membela Palestina dan rakyatnya serta menentang Israel dan AS.”
Lebih labih lanjuta ia mengatakan, Islam mencapai puncak kejayaannya ketika tersebar dari Damaskus, ibukota Suriah, lalu sampai ke Eropa pada masa khilafah Umayyah. Ia juga mengatakan, sepanjang sejarah, Suriah menjadi unsur penting dalam proses interaksi dan penyebaran agama-agama.
“Rasulullah saw mendoakan keberkahan untuk Syam. Syam merupakan wilayah geografis yang berpusat di Suriah. Saya ingin mengatakan bahwa Suriah merupakan negara yang menjadi asal penyebaran, pilar pendukung dan menjaga interaksi dua agama.”
Bukan rahasia bahwa Suriah adalah salah satu negara yang dikenal membela rakyat Palestina. Negara ini bahkan dikenal melindungi para pejuang Palestina bisa hidup dan tinggal secara nyaman tanpa tekanan. Karena faktor inilah yang menyebabkan hubungan Amerika kurang bagus dengan Suriah.
“Kami rakyat Suriah berbangga bahwa kami bersama pilihan perlawanan terhadap penjajah, tirani dan setiap pihak yang ingin menghina tempat-tempat suci kami,” tambahnya.*/nurkholis ridwan
Wawancara lebih lengkap, baca Majalah Suara Hidayatullah edisi Mei 2011